Kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ke Indonesia, akhirnya ditunda hingga Juni mendatang. Namun, tak urung rencana kedatangannya telah menuai pro dan kontra tersendiri di Tanah Air.
Sekjen Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad Al Khaththath:
Kebijakan Amerika masih memerangi kaum muslim. FUI menyampaikan agar menolak kedatangan Obama, karena AS negara penjajah, sumber daya kita dihabisi AS. Kedatangan Obama tak membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia. Tapi untuk SBY mungkin ada, untuk mengokohkan posisinya. Kalau publik minta untuk turun ke jalan kami akan turun.
Pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki, Abu Bakar Ba’asyir:
Sangat menolak sekali, karena Obama simbol yang memusuhi Islam. Saya menyerukan kepada umat Islam agar melakukan penolakan kedatangan Obama. Kecuali, Obama memerintahkan menarik seluruh pasukannya yang ada di negara Islam. Kalau tidak, kedatangan dia (Obama) tidak bermanfaat apa pun, melainkan malah tambah memperjelek Indonesia di mata negara Islam lain.
Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal:
Jangan lupa, dia adalah orang yang mempunyai kaitan batin, kaitan emosional dengan Indonesia. Dia adalah orang yang cinta dengan Indonesia. Pemerintah akan menyambut kunjungan Obama pada 23 Maret mendatang. Saya yakin mayoritas rakyat Indonesia itu merasa memiliki Presiden Obama dan juga bersimpati dan akan menyambut baik uluran tangan persahabatan dari Presiden Obama kepada pemerintah dan rakyat Indonesia. Kalau masalah pro kontra itu biasa, kita kan demokrasi, di Amerika juga ada begitu.
Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Rohmat S Labib:
Dalam pandangan hukum syar’i, haram hukumnya menerima kedatangan Presiden Obama sebagai tamu kehormatan. Fatwa haram terhadap kedatangan Obama tersebut, yakni pertama, dari segi politik kedatangan Obama pasti membawa agenda jahat, di antaranya keinginan AS menjadikan Indonesia sebagai pangkalan militer. Kami menolak kedatangan Obama karena dia adalah Presiden sebuah negara penjajah. Indonesia yang antipenjajahan harusnya menolak Obama sebagai tamu kehormatan, karena secara ekonomi sudah jelas AS menjajah Indonesia dengan menyedot sumber daya alam kita. Hanya saja, di Indonesia, AS tidak melakukan kekerasan seperti yang mereka lakukan di negara-negara lain. Tapi tidak menutup kemungkinan AS akan menyerang Indonesia suatu saat. Kedua, terhadap orang yang baru diduga teroris, Pemerintah Indonesia langsung menembak mati. Namun, teroris besar seperti Obama justru diterima sebagai tamu kehormatan. Karena itu, HTI dan para ulama bersepakat bahwa haram hukumnya menerima kedatangan Obama.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan:
Tidak perlu membuat fatwa haram atas Obama. Obama tamu negara, kan dalam agama tamu harus dihormati. Sah-sah saja ada mahasiswa yang datang dan menyampaikan aspirasi serta kritik atas kedatangan Obama, namun jangan sampai aksi yang dilakukan menjadi anarkis. Kita ini Islam yang moderat, tapi tentu aspirasi masyarakat seperti itu tidak bisa kita tolak. Bagaimanapun Obama mempunyai catatan sendiri di benak muslim Indonesia. Apalagi sikap semua Presiden AS terhadap perdamaian Timur Tengah, khususnya konflik Palestina menerapkan dobel standar.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali:
Kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia dapat memberikan kesan baik. PPP berharap ada dialog yang lebih produktif dan lebih positif, terutama bagi umat Islam di Indonesia. Itu diharapkan bisa meyakinkan umat Islam di Indonesia khususnya, bahwa Amerika memang berkeinginan menjalin hubungan baru dengan dunia Islam yang lebih damai. Dengan kedatangan Obama ini, PPP berharap ada perkembangan baru bagi perdamaian di dunia Islam yang sekarang sedang konflik. PPP menyambut baik kedatangan Obama ke Tanah Air, dengan demikian diharapkan ada dialog untuk membawa dunia lebih damai lebih aman.
Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsudin:
Sebagai tamu, kita terima (Obama) dengan baik. Muhammadiyah tidak merekomendasikan penolakan terhadap Obama. Bahkan, sebaiknya Obama jangan ditolak. Dia itu punya niat baik mengembangkan hubungan Amerika dengan dunia Islam. Oleh karena itu sebaiknya kita terima dengan baik, aspirasi kita sampaikan.
Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi:
Saya berharap, jangan ada kaum muslimin Indonesia yang menolak kedatangan Obama di Indonesia. Selain bertentangan dengan etika Islam, juga bertentangan dengan etika diplomasi internasional. Tidak ada aturan dalam Islam untuk menolak tamu, apalagi dalam kapasitas diplomasi internasional. Rasulullah sendiri berhubungan diplomatik dengan agama lain termasuk Yahudi. Obama telah menunjukkan kemauan baik dalam memperbaiki hubungan AS dengan dunia Islam. Sekalipun hasilnya belum maksimal. Di Amerika seorang presiden tentu penguasa eksekutif tertinggi, namun sebagai negara demokrasi, presiden tentu belum segala-galanya. (***)
Sumber: Harian Joglosemar Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar