jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 17 Agustus 2010

Obama: Muslim Berhak Bangun Masjid di AS

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mempertahankan keputusannya mendukung pembangunan pusat Islam dan masjid di dekat "Ground Zero" New York. Presiden Obama beralasan bahwa mengizinkan rencana pembangunan pusat Islam dan masjid di dekat lokasi serangan 11 September 2001 itu justru menggambarkan nilai-nilai yang dianut Amerika.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Obama sehari setelah dia memberi dukungannya pada proyek pembangunan masjid dan pusat Islam yang memicu pro dan kontra di antara warga masyarakat AS itu, Sabtu (14/8).

Pemimpin AS itu mengatakan, dia secara khusus hanya mengomentari hak orang untuk beribadah sebagaimana telah diatur para pendiri bangsa AS. "Itulah nilai dasar negara kita," katanya. "Saya rasa ini sangat penting sekaligus sama rumitnya dengan isu-isu ini bahwa kita harus tetap fokus pada siapa kita sebagai bangsa dan apa sejatinya nilai-nilai kita itu," katanya.

Dukungan Obama pada proyek pembangunan masjid dan pusat Islam itu telah menuai kritik sejumlah pihak. Mereka menuding Presiden Obama tidak sensitif terhadap para keluarga korban serangan 11 September 2001. Di antara kelompok yang mengeritisi dukungan Obama itu adalah "9/11 Families for a Safe & Strong America" (Keluarga 9/11 untuk Amerika yang Aman dan Kuat).

Kelompok ini menyebut dukungan Obama tersebut sebagai kabar yang mengejutkan.
Dalam pernyataannya, kelompok ini menuduh Presiden Obama telah memasung AS di tempat dimana "hati Amerika hancur sembilan tahun lalu dan nilai-nilai kebenarannya dipertontonkan kepada semua orang".

"Kini Presiden ini menyatakan, para korban 9/11 dan keluarganya harus memikul beban lain. Kita mesti diam di tempat terakhir di Amerika dimana 9/11 masih diingat dengan takzim atau dengan resiko disebut sebagai si fanatik agama."

Berbeda dengan sikap kelompok ini, kelompok lain yang juga mewakili keluarga para korban 9/11 justru mendukung rencana pembangunan masjid dan pusat Keislaman di dekat "Ground Zero" itu.

Kelompok yang menamakan diri "September Eleventh Families for Peaceful Tomorrows" (Keluarga 9/11 untuk Hari Esok yang Penuh Damai) menyatakan dukungan kuatnya pada upaya pembangunan masjid dan pusat Islam tersebut.

"Kami yakin, menyambut berdirinya pusat (Keislaman) yang bertujuan mendukung terwujudnya toleransi antaragama dan sikap saling menghormati justru sejalan dengan nilai-nilai fundamental Amerika tentang kebebasan dan keadilan untuk semua," kata kelompok itu dalam pernyataannya Mei lalu.

Dalam serangan kelompok Al Qaida terhadap menara kembar "World Trade Center" New York pada 11 September 2001 itu, sedikitnya tiga ribu orang tewas.

Presiden Obama memberikan dukungannya pada pembangunan masjid dan pusat Islam di dekat lokasi serangan 9/11 New York itu saat menjamu para tokoh Muslim Amerika berbuka puasa hari Jumat.


"Sebagai warga negara, dan sebagai presiden, saya meyakini bahwa kaum Muslim juga memiliki hak yang sama untuk melaksanakan ibadah agama mereka seperti orang lain di negara ini," kata Obama.

"Itu termasuk hak untuk membangun tempat peribadatan dan pusat komunitas pada properti swasta di Manhattan sesuai dengan undang-undang setempat dan tata cara yang berlaku."

Proyek pembangunan masjid dan pusat Islam itu direncanakan berlokasi hanya beberapa blok dari titik serangan 11 September 2001. Dewan Kotapraja New York sendiri telah menyetujui rencana pembangunan gedung Manhattan menjadi sebuah pusat peribadatan Muslim dan tempat bagi pertukaran antar-kebudayaan yang disebut "Cordoba House" itu.

Presiden Obama mengerti rasa sakit dan penderitaan mereka yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai namun dia meminta rakyat Amerika agar "selalu ingat siapa lawan dan apa yang diperjuangkan. "Semua itu disebabkan oleh Al Qaida, bukan oleh Islam," kata Obama.

Menurut Obama, pada kenyataannya, Al Qaida justru telah membunuh lebih banyak warga Muslim daripada para penganut agama lain. Di antara para korban 9/11 ada warga Muslim yang tak berdosa. (Ant)


Sumber: smsplus.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar