INILAH.COM, Jakarta. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai tindakan patroli Malaysia menembaki patroli DKP di wilayah perairan RI merupakan konfrontasi bukan provokasi.
Demikian keterangan resmi DPP PKS yang diterima INILAH.COM Minggu (15/8). Insiden tersebut bukan sebagai wujud provokasi lagi, tetapi sudah sebagai konfrontasi.
"Pemerintah Indonesia harus segera bertindak mengumpulkan fakta dan bukti, lalu secara resmi melalui kemenlu mengajukan protes resmi dan tuntutan permintaan maaf pemerintah Malaysia kepada pemerintah Indonesia," tulis keterangan tersebut.
Aksi penembakan dengan menuntut patroli dari (Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membebaskan nelayan Malaysia yang sedang ditangkap juga wujud keangkuhan Malaysia terhadap indonesia.
"Pemerintah Malaysia harus diingatkan untuk tidak terus memupuk sikap ketidaksukaan dan permusuhan yang pada saatnya bisa menjadi bom waktu bagi hubungan kedua bangsa dan negara serumpun ini," harap keterangan tersebut.
Kronologi peristiwa itu, tiga petugas itu mendapat laporan dari masyarakat kalau ada pencurian dari nelayan Malaysia di dekat perairan Batam. Ketiganya lalu menuju lokasi dan mendapatkan nelayan Malaysia sedang mencuri ikan.
Petugas itu melakukan tindakan sesuai prosedur dengan menarik kapal itu ke pangkalan terdekat. Jadi 3 petugas naik di kapal mereka dan 7 ABK mereka diangkut dengan speadboot ke Batam. Namun di tengah perjalanan kapan yang dinaiki petugas itu dikejar aparat Malaysia. Kapal itu berhasil ditarik lagi menuju ke Johor otomatis 3 petugas itu ditahan di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar