Cape Town. Diperkirakan ada 130 ribu umat Muslim yang datang ke Afrika Selatan untuk Piala Dunia 2010. Agar tak bingung mencari makanan halal dan tempat ibadah, penduduk Muslim Afsel pun sudah berinisiatif memberikan bantuan.
Bantuan dari komunitas Muslim Afrika Selatan tersebut disediakan dalam bentuk pusat selamat datang dan situs yang menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan orang Muslim yang datang ke negara itu musim panas ini.
"Kami berpikir bahwa Piala Dunia akan digelar di rumah kami dan kami ingin menunjukkan keramahtamahan. Kami mau menunjukkan bahwa kami adalah komunitas yang damai, terutama karena banyaknya kisah kejahatan dan kekerasan di Afrika Selatan," ucap Fatima Allie, salah seorang panitia lokal di Cape Town, kepada Reuters.
Tak jauh dari Stadion Green Point yang terletak di Cape Town terdapat sebuah distrik bernama Bo-Kaap. Salah satu wilayah pemukiman tertua di kota tersebut acap diasosikan dengan komunitas warga yang menganut agama Islam.
Di wilayah pemukiman yang dibangun di areal lereng bukit tersebut terdapat sebuah musala mungil dengan menara yang berdiri menjulang, menghiasi deretan rumah-rumah yang dicat dengan warna-warni pastel.
Masih di wilayah Bo-Kaap, sebuah museum di sana juga tengah menggelar pemeran khusus yang memberikan informasi mengenai sejarah Islam di Afrika Selatan dan juga tips praktis di mana mendapat makanan yang halal dan tempat beribadah selama berada di negara tersebut.
Nah, hal ini bukan cuma ada di Cape Town atau wilayah Bo-Kaap saja. Inisiatif serupa juga sedang dilakukan kota-kota pusat aktivitas Piala Dunia lainnya. Sebuah peta khusus bahkan telah dibuat dan diletakkan di tempat salat yang terdapat di bandar udara.
"Kami ingin menunjukkan sejarah kami di sini dan juga menunjukan kepada negara-negara Afrika lainnya bahwa kami juga bagian dari Afrika," jelas Allie.
Agama Islam di Afsel ini sendiri ternyata punya pertalian khusus dengan Indonesia, karena mulai berkembang seiring dengan kedatangan kolonialis asal Belanda yang turut membawa budak-budak dan juga tahanan politik dari wilayah Indonesia dan Asia Tenggara.
Salahsatunya adalah Syeikh Yusuf asal Goa, Sulawesi Selatan, yang dibuang dan ditempatkan di Zandvliet, desa pertanian di muara Eerste Rivier, pada 2 April 1694 dalam usia 68 tahun. Lokasi itu di Cape Town sekarang dikenal sebagai Macassar. Bersama ke-12 pengikutnya, yang dinamakan imam-imam, Syeikh Yusuf memusatkan kegiatan pada menyebarkan agama Islam di kalangan budak belian dan orang buangan politik, juga di kalangan orang-orang Afrika hitam yang telah dibebaskan dan disebut Vryezwarten.
Menyampaikan syiar Islam, memelihara dan mempertahankan agama Islam di kalangan golongan Muslim merupakan perhatian dan aktivitas Syeikh Yusuf di Afrika Selatan. Sebagai sufi, dia mengajarkan tarekat Qadiniyyah, Shattariyyah, dan Rifaiyyah di kalangan Muslim Afrika Selatan. Dia meninggal dunia tanggal 22 Mei 1699 dan dimakamkan di Faure, Cape Town.
Saat ini diperkirakan ada 1,5 persen, dari total 50 juta warga Afsel, yang menganut agama Islam.
Sumber: Detik.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar