jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 17 Juni 2010

"Terima Nonmuslim, Ini Revolusi Internal PKS"

VIVAnews. Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengapresiasi rencana besar Partai Keadilan Sejahtera membuka jalur untuk nonmuslim menjadi anggota.

Menurut Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia itu, langkah tersebut semacam revolusi di internal partai nomor empat terbesar berdasarkan Pemilu 2009 itu.

"Menurut saya, beberapa terobosan PKS yang dilakukan di Musyawarah Nasional kali ini kelanjutan dari strategi kubu pragmatis-realistis untuk membawa PKS lebih ke tengah," kata Burhan kepada VIVAnews, Kamis 17 Juni 2010.

Kubu pragmatis ini, menurut Burhan, yang berhasil membawa PKS duduk di parlemen dengan suara lebih dari 8 persen. "Pada 2004, ketika Partai Keadilan menjadi Partai Keadilan Sejahtera, mereka pula yang membawa suara partai menjadi 7,3 persen."

Burhan menjelaskan, kubu pragmatis ini memahami ceruk pemilih ideologis tak sampai 2 persen. Sementara ceruk tengah jauh lebih besar.

Jika sampai jalur nonmuslim ini disahkan, bukti kekuatan faksi pragmatis-realistis semakin besar di kepemimpinan PKS. "Ini semacam revolusi," kata Burhan. "Karena pertaruhannya besar."

Pertaruhan dimaksud lulusan Australian National University itu adalah, kubu ideologis-ortodoks semakin teralienasi. Basis massa tradisional PKS yang ortodoks akan semakin menjauh dari PKS.

"Pemilu 2009, memang suara PKS naik sampai 8 persen, namun harus dilihat basis tradisionalnya mengendur. Suara di Jakarta, Sumatera Barat, Bandung, Depok, turun, meski di Sulawesi dan Jawa Tengah suaranya meningkat," ujar Burhan. "Menurut saya, suara 2009 itu impas saja. Terjadi "jual-beli"," katanya. "Ada suara yang lepas, namun ada yang masuk."

Lagi pula, kata Burhan, ceruk pemilih nonmuslim kecil. Sehingga, menurutnya, membuka jalur nonmuslim tidak akan signifikan menambah suara PKS. Jadi, pilihan lebih ke tengah harus dicermati secara hati-hati oleh PKS.

Lembaga Survei Indonesia sendiri belum mengetahui apakah arah ke keterbukaan ini akan menambah suara PKS. "Survei terakhir LSI pada 2010 ini, menunjukkan suara PKS masih berkisar 7 sampai 8 persen, tak jauh beda dengan hasil Pemilu 2009," ujar Burhan. "Jadi, saya belum tahu berapa kira-kira suara PKS pada 2014 dengan membuka jalur nonmuslim ini. Kita lihat saja perkembangan dalam empat tahun ini."

Rencana membuka keanggotaan untuk nonmuslim ini disampaikan Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta kemarin. Usulan itu, kata Anis, melihat realitas saat ini, di mana PKS diterima masyarakat yang didominasi nonmuslim seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Bila amandemen disetujui, dimungkinkan nonmuslim yang bergabung menjadi anggota PKS diajukan sebagai pejabat dari daerah pemilihan tersebut.


Sumber: Vivanews.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar