VIVAnews. Kubu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyambut baik rencana Partai Keadilan Sejahtera menerima keanggotaan nonmuslim. Menurut politisi PDIP yang juga Direktur Eksekutif Megawati Institute, Arif Budimanta, PKS telah sampai pada penerimaan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai pilar berpolitik."Kami menyambut baik gelombang kesadaran baru bahwa pluralisme itu kebhinekaan dalam kesatuan itu adalah askriptif, sesuatu keadaan yang harus diterima di negara kesatuan Republik Indonesia," kata Arif kepada VIVAnews, Kamis 17 Juni 2010.
"Artinya pemahaman kesadaran baru ini menunjukkan bahwa Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 menjadi satu pilar yang sesungguhnya menopang kehidupan kita dalam bernegara dan berpolitik," kata Arif. "Kami menyambut baik asalkan itu menjadi sebuah platform yang memang didasari niat yang ikhlas membangun bangsa atas dasar Pancasila dan Undang-undang Dasar."
Arif menyatakan perubahan yang dilakukan PKS itu tidak akan menyaingi PDIP secara langsung. PDIP tidak khawatir basis massa PKS akan meluas termasuk di daerah-daerah yang selama ini dikenal sebagai captive market partai banteng yakni di daerah yang didominasi nonmuslim.
"Malah kami merasakan ini sebuah anugerah besar sehingga kita akan berada dalam satu putaran kompetisi yang sehat, rasional dan modern," kata Arif. PKS menjadi lebih modern, karena kata Arif, tidak mengikutsertakan lagi dogma-dogma yang memberi kesan pengkerdilan terhadap politik.
Rencana membuka keanggotaan untuk nonmuslim ini disampaikan Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta kemarin. Usulan itu, kata Anis, melihat realitas saat ini, di mana PKS diterima masyarakat yang didominasi nonmuslim seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Bila amandemen disetujui, dimungkinkan nonmuslim yang bergabung menjadi anggota PKS diajukan sebagai pejabat dari daerah pemilihan tersebut. (umi)
Sumber: Vivanews.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar