jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 30 Mei 2010

Pulau Rupat, Bagian NKRI dengan Cita Rasa Malaysia

Pekanbaru. Pulau Rupat merupakan bagian terluar dari Provinsi Riau. Rupat terletak di Kabupaten Bengkalis, Riau. Pulau yang terdiri dari Rupat Utara dan Rupat Selatan hanya dibatasi Selat Malaka dengan negara Malaysia.

Pulau berpenduduk sekitar 48 ribu jiwa tersebut kalau ditempuh dari Pekanbaru memerlukan waktu sekitar 10 jam. Selain jauh dari ibu kota provinsi, usaha untuk mencapai Pulau Rupat harus melakukan penyeberangan sungai Pakning dengan kapal fery dan melewati Selat Malaka dengan kapal motor cepat dan disambung kapal tongkang nelayan.

Tiba di Pulau Rupat, kita akan melihat banyaknya kapal nelayan yang merupakan mata pencaharian penduduk setempat. Pemandangan rumah walet pun dapat kita lihat disepanjang jalan menuju kantor Kecamatan Rupat Utara.

Selain itu, jangan heran jika kita melihat banyak motor tanpa plat nomor. Untuk diketahui, motor-motor tersebut berasal dari Malaysia. Namun polisi setempat mengaku tidak bisa mengambil tindakan hukum karena hal tersebut telah berlangsung sejak lama.

Menurut Bupati Bengkalis, Syamsu Rizal kehidupan penduduk pulau yang tiga kali lebih luas dari Singapura itu lebih banyak didominasi budaya Malaysia.

"Disamping kultur yang sama kita juga ada bahasa yang sama. Tidak ada perbedaan antara melayu Malaysia dengan melayu Bengkalis," ujar Syamsu di Kantor Kecamatan Rupat Utara, Desa Tanjung Medang, Rupat Utara, Bengkalis, Riau, Rabu (26/5/2010).

Untuk perniagaan dan alat tukar masyarakat Rupat selain menggunakan rupiah juga menggunakan ringgit Malaysia. Bahkan informasi dan hiburan yang didapat hanya dari Malaysia.

"Sedari dulu kami di sini hanya menerima informasi dari Malaysia, hiburan Malaysia, TV Malaysia, radio Malaysia, berita Malaysia," jelasnya.

Syamsu menambahkan, karena informasi yang didapat hanya seputar Malaysia maka penduduk tidak terlalu mengenal pejabat pemerintahan negeri ini.

"Waktu ada cerdas cermat anak SD, pesertanya ketika ditanya siapa Presiden RI? Langsung dijawab Ahmad Badawi," seloroh Syamsu.

Syamsu berharap agar pemerintah pusat memperhatikan hal ini. Karena menurut Syamsu dapat menimbulkan kerawanan bagi kesatuan bangsa nantinya.

"Ada kesamaan antara Pulau Rupat dengan Malaysia. Lagu melayu, baju melayu. Ini kesamaan, tapi dari sisi lain dapat menimbulkan kerawanan pertahanan," jelasnya.

Sementara itu, Menkominfo Tifatul Sembiring menilai kesamaan budaya antara Pulau Rupat dengan Malaysia bukanlah ancaman. Meski demikian, langkah preventif tetap dilakukan oleh pemerintah pusat.

"Pemerintah Pusat mencanangkan seluruh wilayah Indonesia khususnya daerah terluar dapat terhubung. Sekalipun secara infrastruktur belum tersambung tapi informasi harus tersambung," ujar Tifatul. (ddt/nwk)


Sumber: Detiknews.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar