jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 30 Mei 2010

PBB Sukoharjo Terpecah 11 PAC Membelot ke War-To

SUKOHARJO. Menjelang Pilkada yang tinggal empat hari lagi, partai pengusung pasangan Titik Suprapti-Sutarto (TBR-Tarto) justru tercerai berai. Selain Partai Golkar yang masih memendam konflik internal, Partai Bulan Bintang (PBB) juga terpecah dengan mendukung pasangan Wardoyo Wijaya-Haryanto (War-To).

Hal itu didasarkan atas deklarasi Partai Bulan Bintang (PBB) melalui perwakilan simpatisannya menyatakan dukungan kepada pasangan Wardoyo Wijaya-Haryanto (War-To), Sabtu (29/5) kemarin.

Koordinator simpatisan PBB, Agus HW mengatakan, pihaknya sudah satu tekad satu tujuan mendukung pasangan War-To dalam Pilkada 3 Juni mendatang. Alasannya, pasangan War-To dinilai lebih profesional dan berpengalaman membangun Sukoharjo.

Selain itu, pasangan War-To dinilai membawa visi perubahan dengan program pendidikan gratis sekolah negeri sampai swasta, serta program membangun desa dengan dana Rp 200.000.000 per tahun. “Atas dasar itu, kami menentukan pilihan untuk mendukung War-To,” tegas Agus, Sabtu (29/5).

Agus menegaskan, pihaknya ingin menjalankan syariat dalam PBB, di mana pemimpin harus laki-laki. Karena itu, sebagai basis kader bawah yang tahu kondisi lapangan, sepakat mendukung pasangan War-To.

Ranah Hukum

Terpisah, Ketua DPC PBB, Sunaryo didampingi Sekretaris M Fahrudin menyatakan, pihaknya tidak membenarkan perpecahan di tubuh PBB tersebut. Pasalnya, rekomendasi PBB yang jatuh pada TBR-Tarto sudah berdasarkan proses panjang, sehingga harus dipatuhi semua kader PBB.

Bahkan, Sunaryo menegaskan apa yang diucapkan Agus HW saat mendeklarasikan dukungan pada War-To dengan mengatasnamakan kader PBB tidak berdasar. “Kami tidak mengakui mereka sebagai kader PBB, karena jika memang mereka kader PBB tentu tidak akan mendukung calon lain selain TBR-Tarto,” jelasnya.

Sunaryo menilai, sikap tersebut sebagai bentuk pencemaran nama baik partai, sehingga perlu diambil langkah hukum. Sebab, sikap tersebut dinilai membahayakan bagi masa depan PBB sendiri.

Ditambahkan Sunaryo, sikap yang mengatasnamakan 11 PAC itu tidak benar. “Dari hasil klarifikasi langsung pada pimpinan PAC bersangkutan, tidak ada dukungan calon selain mendukung pasangan TBR-Sutarto,” pungkasnya. (mal)


Sumber: Harian Joglosemar Online


Jelang Pilkada, PBB pecah

Sukoharjo (Espos). Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sukoharjo 3 Juni mendatang, Partai Bulan Bintang (PBB) pecah. Indikasi itu mencuat menyusul adanya perbedaan pendapat antara jajaran pengurus DPC dan kadernya setelah sejumlah kadernya memilih mendukung pasangan calon Wardoyo Wijaya-Haryanto (War-to).
Padahal sesuai rekomendasi pusat, PBB selama ini merupakan partai pengusung Titik Bambang Riyanto-Sutarto (TBR-Tarto).

Sebelum berita indikasi perpecahan mencuat, sejumlah simpatisan partai dari 11 kecamatan mendeklarasikan mendukung War-to, Jumat (28/5). Wujud dukungan mereka juga direalisasikan dengan memasang spanduk dukungan.

Koordinator simpatisan PBB Sukoharjo Agus HW mengatakan, pihaknya menyesalkan lantaran DPC tidak pernah mendengar aspirasi bawah terkait rekomendasi calon yang diusung. Sehingga, pihaknya memutuskan untuk mendukung War-to lantaran pasangan tersebut dinilai dapat membawa perubahan di Sukoharjo.

“Kami sudah menanyakan soal kejelasan rekomendasi hingga ke DPP tapi hasilnya nihil,” katanya.

Terkait keputusannya untuk meloncat mendukung pasangan lain yang tidak sesuai rekomendasi DPP, dia mengaku siap menerima resiko apapun termasuk didepak dari partainya.

“Konsekuensi logis akibat kami mendukung calon lain siap diterima, kami juga siap dikeluarkan dari partai. Namun yang jelas, kami merupakan ujung tombak PBB di lapangan, jadi 80 persen suara PBB siap kami rebut,” ujarnya.

Sumber: Solopos Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar