Sehari setelah gempa Padang, berseliweran lah SMS, dan terutama jejaring sosial Facebook, yang mengaitkan gempa Padang dengan ayat-ayat al-Quran. Saya pun mendapat SMS seperti itu. Jadi, menurut berita tersebut, waktu terjadinya gempa itu, yakni 17.16 WIB, 17.38 WIB, dan 8.52 WIB, berhubungan dengan ayat al-Quran. Saya tertarik dengan masalah ini. Saya mencoba untuk membuka ayat al-Quran yang dimaksud.
”Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS 17: 16)
“Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhan-mu”. (17:38)
"(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari Ayat-Ayat Allah maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat keras siksaan-Nya." (QS 8:52)
Ada beberapa poin yang saya pertanyakan...
ada yang ingin saya kritisi…
1. Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika, gempa terjadi pukul 17:16:09 WIB, 17:38:52 WIB, dan 08:31:05 WIB. Bukan hanya 17:16 WIB, 17:38 WIB, dan 08:31 WIB. Konsep waktu terdiri dari jam, menit, dan detik. Jika jam dikaitkan dengan nomor surat dan menit dikaitkan dengan nomor ayat, maka detik dikaitkan dengan apa? Nah, ada yang bisa menjelaskan angka 09, 52, dan 05 itu apa???
2. Sebenarnya gempa di Jambi masih berlanjut satu kali lagi, yakni jam 09:20:34 WIB berkekuatan 5.5 SR di kedalaman 10 Km, lokasinya 28 km Tenggara di wilayah SUNGAIPENUH-JAMBI. Kenapa ini gak dikaitkan dengan ayat Al-Quran juga? Jelas, orang yang pertama kali membuat berita ini bahkan tidak membaca berita dari Badan Meteorologi dan Geofisika….
3. Bahkan, gempa di Sumatera Barat masih ada satu kali lagi, yakni 01-Oct-09 jam 10:34:53 WIB posisi 1.47 LS - 99.73 BT, kekuatannya 5.1 SR, kedalamannya 10 Km di lokasi 82 km Timur Laut SIPURAMENTAWAI-SUMBAR. Lagi-lagi, gempa ini masih terjadi di wilayah bencana. Kenapa gak dikaitkan dengan ayat Al-Quran?
4. Apa dasar yang digunakan sehingga gempa dikaitkan dengan ayat al-Quran? Mengapa gak dikaitkan dengan hadist, misalnya..?
5. Perhatikan. Dari tanggal 28 Agustus 2009 sampai 3 OKtober 2009 ada 60 gempa yang berkekuatan di atas 5.0 SR, susul menyusul di seluruh wilayah Indonesia. Ah, mengapa pula hanya gempa kali ini yang dikaitkan dengan ayat al-Quran? Apa karena memakan banyak korban? Kalau begitu, kenapa gempa Tasikmalaya gak dikaitkan dengan ayat al-Quran padahal ia pun memakan banyak korban?
6. Saya tidak pernah dengar Rasulullah menghubungkan bencana banjir besar Nabi Nuh, dihancurkannya kaum Sodom dan Gomorah, dan lain-lain dengan ayat al-Quran.
Di Kompasiana hal ini pernah dibahas dan menimbulkan perdebatan panas. Silakan baca di sumber yang saya cantumkan. Salim A.Fillah menulis di Facebook saya bahwa ada fatwa dari para Ulama (Yusuf Qaradhawi dll) tentang pengaitan bencana dengan ayatAl-Quran. Saya tuliskan selengkapnya apa yang dikatakan Salim A Fillah di sini:
Good job Wahyu..
Mengambil ‘ibrah adalah baik dan dianjurkan.
Akan tetapi menghubung-hubungkan jam dan menit terjadinya sesuatu dengan nomor surat dan ayat dalam Al Quran tidaklah diajarkan dan hanya membuat kita berburuk sangka pada diri atau saudara seperti pada ayat 17:16. (Dr. Yusuf Al Qaradlawi dll. bahkan memfatwakan dan menyebut bid’ah tak bermanfaat untuk upaya menghubung-hubungkan segala kemu’jizatan angka dengan Al Quran).
Ada banyak ayat yang bagus untuk ditadabburi dan tak berkaitan dengan angka-angka itu: misalnya Al Hadid 22-24, Al Baqarah 155, dll.
Seorang teman, pun berpendapat disini:
Gempa bumi di wilayah barat sumatra ataupun selatan jawa adalah suatu sunatullah yang bahkan oleh ahli2 kegempaan adalah suatu keniscayaan sama halnya dengan turunnnya hujan, badai, kemarau dll. Adalah analisa sempit jika harus dikaitkan dengan ayat2 alquran yang maha tinggi. Jaman rasul-pun pernah terjadi gerhana dan oleh orang2 dikait2kan dengan penguasa zalim pada saat itu. Dan rasul membantahnya dengan mengatakan bahwa hal itu adalah kejadian alam biasa. Jadi berhentilah meng-kaitkan2 hal tsb…
Sebenarnya saya gak meragukan pelajaran yang bisa kita ambil dari ayat itu, atau efek positif dari tersebarnya berita ini. Bukan, bukan,,bukan itu yang saya ragukan,,,tapi APA DASARNYA sang pengirim berita mengaitkan bencana ini dengan ayat al-Quran?? Singkatnya, saya takut bahwa kita akan terjebak kepada pola pikir, “Kalo ada bencana kaitkan saja dengan ayat al-Quran..” lalu itu akan jadi tradisi yang bahkan tidak pernah dilakukan oleh Nabi sebelumnya..
Yah,,,ada yang bilang bahwa ini bukan kebetulan. Tepat, setiap sesuatu ada sebab-musababnya. Akan tetapi,,,mengaitkan gempa dengan ayat al-Quran? Ah, saya tak mengerti jalan pikiran ini…Satu poin inti yang membuat saya meragukan berita ini adalah: TIDAK PUNYA DASAR ARGUMENTASI.
Lagipula, bukankah ketika datang berita kepada kita, kita disuruh untuk mengeceknya? Ini adalah pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Aisyah yang pernah difitnah selingkuh oleh seorang sahabat. Namun, yang terjadi di sini adalah sebaliknya. Teman-teman yang menerima berita ini langsung menelannya mentah-mentah -bahkan mungkin tanpa mengecek situs Badan Meteorologi dan Geofisika.
Saya bukan ustadz atau orang yang punya ilmu mumpuni tentang agama. saya hanya mencoba menuliskan pendapat saya. Dan pendapat saya ini pun pastinya perlu dirkritik, disempurnakan, atau bahkan ditolak bila salah. Wallahu alam. Sampai saat saya menulis ini pun, saya tak tahu mana pendapat yang benar. Karena itu, mari kita berdiskusi..
Oleh: Wahyu Awaludin
Sumber: http://public.kompasiana.com/2009/10/05/gempa-padang-berkaitan-dengan-ayat-al-quran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar