jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 03 Desember 2008

Pemilih Tantang ‘Keberanian’ PKS


INILAH.COM, Jakarta. Masyarakat pemilih menantang keberanian Partai Keadilan Sejahtera untuk merealisasikan janji politiknya secara konsisten dalam Pemilu 2009. Tanpa konsistensi yang tegas, PKS dikhawatirkan tak akan mampu memenuhi ambisinya mengalahkan partai besar.

Dengan menyebut delapan figur capres dan cawapres yang bakal diusung setelah pemilu legislatif, PKS sebenarnya telah menempuh langkah politik yang lebih maju dibandingkan parpol lain. Namun konsistensi dalam mengusung kadernya ke bursa capres di Pilpres 2009 merupakan tantangan yang sangat berat bagi PKS.

Para analis politik bahkan menyangsikan keseriusan dan kemampuan PKS untuk mengusung kadernya ke kursi RI-1. “Kalau dari nama yang beredar, hanya Hidayat Nur Wahid yang lumayan dari sisi keterkenalan dan figur. Selebihnya, belum cukup layak,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Bima Aria Sugiarto, kepada INILAH.COM.

Direktur Eksekutif CIRUS Surveyors Group, Andrinof A Chaniago, bahkan menilai langkah yang akan ditempuh PKS dalam menyikapi gerak partai-partai besar seperti Golkar, PDIP, dan Demokrat, akan jadi faktor penentu budaya politik dalam sistem presidensial pasca Pemilu 2009.

“Masyarakat kini menunggu apakah partai ini akan konsisten dengan sikap politik yang ditunjukkan pimpinan dan elite-elite partainya sejak pertengahan tahun lalu,” ujar Andrinof.

Dalam pandangan Andrinof, masyarakat akan selalu mengingat manuver politik PKS yang mencoba melakukan reposisi sejak terjadinya kenaikan harga BBM, Mei 2007, dengan melontarkan berbagai kritik pedas terhadap kebijakan pemerintah.

Sejumlah pernyataan sikap para elite serta isi spanduk-spanduk PKS yang terpampang di tempat-tempat umum juga menunjukkan secara gamblang bahwa PKS berambisi melahirkan pemimpin baru. “Tapi apakah sikap partai itu akan konsisten, harus kita lihat nanti,” ujarnya.

Kemungkinan politik PKS sebenarnya lebih terbuka dibanding partai politik level tengah lainnya, seperti PAN, PKB, dan PPP. Dengan besarnya potensi perolehan suara Pemilu 2009 serta memiliki jaringan kader yang solid, PKS memiliki peluang besar dalam memenangkan pemilu. Tapi semua itu tak akan ada artinya tanpa konsistensi sikap politik yang tegas. [P1]


Sumber : inilah.com ~ Ritno Hendro Irianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar