jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Rabu, 03 Desember 2008
Partai Tengah Gamang Nyapres?
INILAH.COM, Jakarta. Partai tengah yang dimotori PKS masih belum percaya diri untuk mengajukan kadernya tampil di Pilpres 2009. Meski haluan politik mereka realistis, namun posisi tawar parpol yang diwakili oleh PKB, PAN, PPP, dan PKS ini kian lemah di hadapan parpol besar seperti Golkar dan PDIP. Peluang munculnya pemimpin alternatif pun kian menipis.
Kegamangan sikap politik parpol-parpol itu dapat mengakibatkan pertarungan dalam Pilpres 2009 tetap hanya akan menampilkan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Padahal, bila dikumpulan, modal politik di jajaran partai tengah ini cukup kuat untuk mengusung calon presiden maupun calon wakil presiden. Setidaknya dukungan 255 perolehan suara nasional atau 20% kursi DPR yang dijadikan syarat pengajuan capres akan dapat terpenuhi oleh partai tengah ini.
Sayangnya mereka menganggap harapan paling realisitis hanyalah maju untuk merebut kursi RI-2. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), parpol Islam yang lahir dari rahim Orde Baru misalnya, secara jelas menyatakan tidak akan mencalonkan kadernya sendiri untuk menjadi presiden dalam Pemilu 2009.
“PPP berpikir realistis saja, yakni melihat terlebih dulu hasil pemilu legislatif, apakah target perolehan 20% kursi DPR dan 25% suara nasional bisa tercapai atau tidak. Baru memikirkan langkah selajutnya" kata Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali di Banjarmasin, Senin (1/12).
Sejak dini PPP bahkan sudah menegaskan akan mengundang seluruh capres yang mulai bermunculan untuk berdialog. Partai berlambang Ka’bah tersebut malah telah menjadwalkan pertemuan pertama dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 9 Desember.
Dialog serupa akan dilanjutkan dengan capres lainnya, seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri, dan Prabowo Subianto dan sejumlah capres lainnya. Penggelaran forum yang dimaksudkan untuk mengetahui visi-misi capres itu jadi isyarat kuat bahwa PPP tidak memiliki kader yang bakal diusung untuk menuju RI-1 bahkan RI-2 sekalipun.
PKS menempuh langkoh politik yang sedikit lebih maju, yaitu dengan menyebut delapan figure capres/cawapres yang bakal diusung setelah pemilu legislatif. Meskipun, dari delapan capres tersebut, hanya Hidayat Nur Wahid yang cenderung moncer dibanding nama lainnya.
Para analis politik menyangsikan keseriusan PKS untuk mengusung kadernya di RI-1. “Kalau dari nama yang beredar, hanya Hidayat Nur Wahid yang lumayan dari sisi keterkenalan dan figur,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Bima Aria Sugiarto.
Kemungkinan politik PKS lebih terbuka dibanding partai politik level tengah lainnya. Dengan potensi perolehan suara Pemilu 2009 serta memiliki jaringan kader yang solid, PKS memiliki peluang besar dalam mendulang suara. Maka tak aneh jika PDI Perjuangan menjadikan PKS sebagai alternatif kedua dalam daftar calon pasangan koalisi, setelah Partai Golkar.
Nasib PAN dan PKB, dua partai yang dibesarkan oleh dua tokoh deklarasi Ciganjur era reformasi 1998 dulu, yaitu Amien Rais dan KH Abdurrahman Wahid, pun tak seberuntung PKS. Pemilu 2009, bagi mereka, jadi pemilu yang amat sulit dilalui dibanding dua pemilu sebelumnya.
Meski memiliki persoalan yang berbeda, PAN dan PKB menghadapi persoalan kepartaian yang relative sama. Lembaga Survei Indonesia bahkan mencatat dua partai ini hanya memperoleh dukungan maksimal 5% (PKB) dan 3% (PAN) dalam survey November 2008.
Padahal, jika partai tengah mampu membangun koalisi non-mainstream, tidak menutup kemungkinan, koalisi ini akan menawarkan alternatif baru. Karena, hingga empat bulan menjelang pelaksanaan Pemilu 2009, baru SBY-Mega yang diprediksikan bakal berduel di pilpres 2009.
Selebihnya, capres maupun partai politik di level menengah, masih menunggu. Mereka bahkan tak jarang mencari posisi aman, khususnya parpol-parpol yang kini terlibat di kabinet pemerintahan SBY.
Jakan koalisi partai tengah untuk mengulang kesuksesan Poros Tengah dalam Pemilu 1999 sebenarnya terbuka luas. Soal siapa capres yang akan diusung, koalisi partai tengah dapat melihat nama-nama yang beredar (non SBY-Mega) yang memiliki elektabilitas memadai. Figur seperti Sultan HB X dan Prabowo Subianto sangat mungkin diandalkan. [P1]
Sumber: Inilah.Com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar