JAKARTA, KOMPAS.com. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu partai politik Islam di Indonesia. Namun, PKS menganut ideologi terbuka yang menerima keberagaman dan terbuka terhadap masyarakat dari identitas yang berbeda (non-Muslim)."Islam yang dipahami oleh PKS adalah terbuka karena Islam sendiri menghendaki itu. Menerima dan membangun masyarakat lainnya," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq dalam diskusi "Pancasila di antara Relasi Islam dan Nasionalisme", Kamis (19/8/2010) di Jakarta.
Diungkapkannya, PKS memang merupakan partai Islam, tetapi Islam yang dipahami PKS adalah Islam yang terbuka. PKS sebagai partai Islam tidak menutup diri pada masyarakat lain yang non-Islam. PKS justru ingin membangun dan bekerja sama dengan masyarakat lainnya.
"Apakah PKS meninggalkan jati diri Islamnya? Tentu tidak. Asas kami tetap Islam, namun terbuka," tuturnya.
Dipaparkannya, ada 30 anggota legislatif PKS untuk kawasan timur, daerah Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang non-Muslim, dan ini sudah terjadi sejak 2004 lalu.
Berbeda halnya dengan PKS yang menerapkan ideologi terbuka, Partai Persatuan Pembangunan tetap dengan ideologi Islamnya, terlepas memang mereka adalah salah satu partai Islam di Indonesia.
"Kami belum menemukan alasan sarinya mengapa harus berubah menjadi terbuka. Masih belum untuk menerima anggota yang non-Muslim," tutur Sekretaris Fraksi Persatuan Pembangunan DPR M Romahur Muzy.
Sumber: Kompas Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar