JAKARTA, KOMPAS.com. Dalam memilih partai politik, masyarakat tidak lagi melihat apakah partai tersebut berideologi Islam atau tidak. Masyarakat lebih berorientasi pada parpol yang dapat memberikan jaminan hidup."Mereka (masyarakat) pilih parpol itu bukan lagi lihat ideologinya Islam atau bukan, tapi karena mereka yakin parpol tersebut dapat beri solusi terhadap kebutuhan real masyarakat," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq dalam diskusi Pancasila di antara Relasi Islam dan Nasionalisme, Kamis (19/8/2010) di Jakarta.
Dia mengungkapkan, social distrust begitu kuat terhadap parpol. Lembaga politik yang paling korupsi adalah parpol. Maka dari itu, sekarang masyarakat memilih suatu parpol tertentu karena mereka yakin parpol tersebut dapat memberi solusi bagi kebutuhan masyarakat yang sebenarnya, yakni pekerjaan dan harga barang kebutuhan pokok.
"Mereka pilih parpol karena mereka yakin parpol tersebut dapat beri solusi tentang pekerjaan dan harga kebutuhan pokok," tuturnya.
Menurut Mahfudz, pertanyaannya bukan apakah parpol Islam masih relevan, melainkan apakah parpol masih relevan di Indonesia. Hal ini diungkapkan terkait tingginya persentasi golongan putih pada pilkada.
"Tingkat partisipasi politik pilkada antara 50 dan 70 persen, banyak sekali yang tidak ikut memilih," lanjutnya.
Sumber: Kompas Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar