Solo, CyberNews. Mantan Ketua MPR RI periode 2004-2009 Hidayat Nur Wahid mengapresiasi Polri khususnya Densus 88 Antiteror yang mampu "menyikat" para teroris di Indonesia. Namun, lanjutnya, jangan lupa para koruptor yang menggerogoti uang rakyat ikut dibasmi. Menurutnya, koruptor lebih destruktif jika dibandingkan aksi para teroris itu.
Ia mengimbau, personel yang bertugas di lapangan harus diperintahkan menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia. Jika hendak menangkap sesorang haruslah didasarkan pada data, fakta sehingga tidak salah tangkap.
"Kalau teroris saja bisa ditembak mati, maka para koruptor itu seharusnya juga bisa ditangkap," lanjut mantan Ketua Umum PKS ini.
Menurutnya, operasi penangkapan teroris di Aceh dan Pamulang Jawa Barat serta wilayah-wilayah lainnya di Indonesia tidak ada kaitannya dengan rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Operasi perburuan teroris itu digelar karena adanya ancaman teror yang serius. Meski demikian, ia menandaskan operasi itu ada bukan karena pesanan dari pihak luar (asing).
"Ancaman teroris memang ada dan itu menjadi musuh bersama dan harus dibasmi. Namun, jangan sampai karena ada pesanan dari pihak barat, aparat kepolisian baru bergerak. Dan saya tidak sepakat akan hal itu," ucapnya dalam acara serap aspirasi dan silaturahmi anggota DPR RI Fraksi PKS massa reses II tahun 2009/2010 di Solo, Sabtu (13/3).
Semangat memberantas teroris yang ditunjukkan Polri, kata Hidayat, memang sedang bagus-bagusnya saat ini. Namun, ia mengingatkan supaya semangat itu juga diberlakukan bagi penegakkan hukum lainnya seperti pemberantasan korupsi di Indonesia ini.
"Jangan sampai koruptor bisa tertawa-tawa dan membuat hotel di penjara," tandasnya.
Sumber: Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar