jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Jumat, 19 Februari 2010

Jaringan Muda Ingin Figur Segar

SUKOHARJO. Menjelang Pemilukada di Kabupaten Sukoharjo, sekelompok warga yang menamakan diri JMS (Jaringan Muda Sukoharjo) menyatakan ketidakpuasan mereka atas figur-figur yang menjagokan diri. Mereka berpendapat, Sukoharjo sudah saatnya dipimpin oleh figur segar yang muda, visioner dan mampu membawa perubahan yang signifikan.

Rabu (17/2) malam, JMS mengadakan diskusi kecil di sebuah rumah makan di Solo. Selain sejumlah elemen pemuda dan mahasiswa, diskusi itu juga menghadirkan akademisi UMS Profesor Jamal, Ketua KPU Sukoharjo Kuswanto dan Ketua Panwaslu Sukoharjo Subakti A Sidik.

Jack Purwanto, warga Tawangsari yang memandu diskusi tersebut, menguraikan kegelisahan yang menurutnya terjadi pada generasi muda di Sukoharjo, atau siapa pun yang cukup peduli pada kondisi wilayah kabupaten di selatan Kota Solo itu.

“Selama ini Sukoharjo seperti jalan di tempat. PAD turun, dan tidak ada sesuatu yang bisa dibanggakan, apalagi kebanggaan yang membawa kesejahteraan bagi warga. Kita punya patung jamu, tapi orang mengenal kota Jamu itu bukan Sukoharjo, tapi Wonogiri,” ujarnya.

Kegelisahan itu memuncak, karena menjelang Pemilukada ini, figur yang berani mencalonkan diri, barulah wajah-wajah lama yang lebih mencerminkan pertarungan antarelite politik, tarik menarik kepentingan dan kekuasaan. Maka, lahirlah JMS yang mendambakan munculnya figur muda yang visioner dan mampu membawa perubahan.

Uraian Jack Purwanto itu mendapatkan penegasan dari Prof Jamal dan juga Ketua KPU Sukoharjo, Kuswanto. Keduanya memaparkan, dari sisi aturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, calon kepala daerah memang belum bisa lepas dari partai yang mencerminkan kekuatan politik. Memang ada celah untuk calon independen, namun menilik persyaratan yang sangat berat, sangat sulit dan mahal bagi calon untuk memenuhinya.

Usai dikusi, Jack kepada Joglosemar menuturkan, JMS hingga saat ini belum menentukan sikap untuk mendukung salah satu figur. “Minggu depan kami akan terus mencoba mengadakan debat antarcalon bupati dan wakil bupati,” ujarnya. (rik)


Sumber: Harian Joglosemar Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar