jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 18 Januari 2010

Pemuda Bisa Ciptakan Dunia yang Lebih Baik

“Pemuda memiliki peranan yang besar untuk menghadirkan dunia yang lebih baik,”

JAKARTA. Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menegaskan, pemuda dapat memberikan kontribusi dan solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah melanda dunia saat ini. Semangat pemuda diperlukan untuk menciptakan kondisi dunia yang lebih baik. Di tangan pemudahlah, baik atau buruk wajah dunia di masa mendatang.

“Pemuda memiliki peranan yang besar untuk menghadirkan dunia yang lebih baik,” tandas Tifatul ketika membuka The 3rd International Youth Gathering (IYG), di Aula Serba Guna Gedung Kominfo, Senin (18/1).

Berbicara mengenai pertemuan pemuda internasional ketiga yang mengambil tema Youth Contribution for Peace and Better World itu, Tifatul menyampaikan, hal ini merupakan kesempatan besar bagi pemuda dari segala penjuru dunia untuk membangun jaringan yang kuat dan mendiskusikan berbagai kepentingan bersama. Kesemuanya itu, lanjut dia, berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan global di masa mendatang.

Sementara itu, Ketua Panitia Pengarah (IYG) Budi Dharmawan dalam kesempatan yang sama menyatakan, ada tiga peran yang dapat dilakukan pemuda untuk memperbaiki keadaan dunia saat ini. Yakni, kepedulian terhadap lingkungan (caring for environment), dialogantar budaya dan peradaban (dialogue among civillization) dan peningkatan mutu pendidikan (advancement of education). ”Tiga hal ini akan menjadi pembahasan utama dalam pertemuan ini,” jelas dia.

Menurut Budi, pertemuan ini akan memberikan kesempatan kepada para pemuda yang hadir dari 22 negara Eropa, Asia, Australia, juga Kanada -- untuk mengembangkan diri menjadi generasi muda yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan peradaban (civilization) di masa mendatang. Melalui paparan internasional dan pengalaman dalam berinteraksi dengan berbagai situasi dan karakter, peserta diharapkan mampu bersikap lebih arif dengan menghindari arogansi dan salah penilaian (misjudgement), serta tetap berpegang teguh pada akar budaya dan nilai-nilai kebenaran.

Melalui keikutsertaan program pertemuan ini, peserta juga diharapkan mampu memiliki pemikiran yang lebih matang, terbuka dan jernih dalam memandang berbagai problematika dunia yang berkembang dewasa ini.
Salah satu hal paling menarik dari program pertemuan ini adalah kesempatan untuk memperluas persahabatan dengan pemuda dari berbagai belahan dunia.

“Jejaring internasional yang kuat akan sangat membantu pengembangan diri dan persatuan pemuda di masa mendatang. Program pertemuan ini akan menjadikan peserta sebagai warga dunia (citizens of the world) yang berkontribusi pada masyarakat international dengan kekuatan yang dimilikinya di mana pun mereka berada,” imbuh Budi.

Pertemuan ini, juga merupakan proses pembelajaran dan transformasi atau pemindahan kreativitas maupun budaya para pemuda dari satu negara ke nagara yang lain. Karena para pemuda dapat memiliki pengetahuan tentang berbagai bidang yang bertujuan untuk pengembangan SDM, pengetahuan sumber-sumber budaya, bahasa, tradisi, adat istiadat, kultur dan lain sebagainya.

“Dari saling mengenal akan berkembang menjadi saling memahami. Memahami potensi masing-masing negara, masing-masing kekurangan dan kelebihannya. Sehingga terlahir sebuah kebersamaan, saling membantu, saling meringankan, sehingga sekembalinya nanti ke negara asal dapat terjalin dalam satu frame perjuangan perdamaian dunia.

Sesuai dengan tema, tujuan utama dari program ini adalah pemberdayaan pemuda . Mulai dari sikap yang akan dibawa ke masyarakat, sampai ke pola pikir cara mengatasi masalah atas apa yang terjadi di masyarakat. Peserta dapat mendukung perjuangan untuk kemajuan pendidikan, budaya dan peradaban di negara mereka.

Acara yang digagas oleh Union of NGOs of the Islamic World (UNIW) ini sendiri diikuti oleh 100 Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa dari Turki, Albania, Macedonia, Irak, Palestina, Yordania, Mesir, Kuwait, Qatar, Sudan, Pakistan, Malaysia, Australia, Burkina Faso, Canada, Libanon serta negara-negara Eropa dan Afrika. Serta Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Peserta akan diperkenalkan dengan berbagai keanekaragaman yang dimiliki Indonesia. Selain melakukan tukar gagasan dalam bentuk diskusi peserta juga dijadwalkan melakukan audiensi dengan Walikota Depok, Menegpora, Mensos, Menteri Pertanian, Ketua DPR, Gubernur DKI, dan Gubernur Jawa Barat.


Sumber: PK-Sejahtera Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar