Tifatul menjadi satu-satunya menteri KIB II yang aktif ber-twitter. Melalui jejaring pertemanan yang tengah booming itulah, ia dapat berkomunikasi langsung dengan rakyat. Akun @tifsembiring pun, pada akhirnya menjadi medium personal branding sang menteri.Sejak pelantikan menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II digelar pada 20 Oktober 2009 lalu, nama Tifatul Sembiring hampir tak pernah lepas dari sorotan media. Posisi anyarnya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia, telah memicu Tifatul untuk menetapkan berbagai kebijakan. Paling gres—hingga sempat membuat dirinya menjadi bulan-bulanan sejumlah pihak—adalah soal revisi Undang-Undang penyadapan yang digagasnya.
Staf Khusus Menteri Bidang Media dan Humas Departemen Komunikasi dan Informatika A. Mabruri, tak hilang akal. Segala masalah kesenjangan komunikasi antara sang menteri dengan segenap stake holder, dijawab dengan cerdas lewat akun Twitter berlabel @tifsembiring.
Diakui Mabruri, selaku ketua tim personal branding Tifatul—semasa ia menjadi Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga menduduki posisi menteri—saluran komunikasi dua arah menjadi senjata utama Tifatul. “Sejak dilantik menjadi menteri, kami sudah membuatkan akunnya di Twitter. Meskipun, ketika menjadi presiden partai, beliau sudah punya facebook maupun blog,” Mabruri berujar.
Istimewanya, peluncuran perdana akun twitter Tifatul tak jauh dengan waktu berlangsungnya Pesta Blogger 2009. Hanya berselang empat hari diluncurkan, sang menteri langsung menghadiri pestanya para pecandu TI (Teknologi Informasi) itu. Momentum tersebut tentu tak dibiarkan. Di sana, Tifatul mengumumkan dan mengundang para blogger untuk mengunjungi sekaligus menjadi follower twitter-nya.
Sejatinya, lewat akun twitter-nya itu, sang menteri dapat mengetahui langsung seputar suara hati rakyat. Termasuk, unek-unek tentang ketidaksetujuan revisi Undang-Undang penyadapan yang sempat memenuhi layar twitter-nya. Hujatan, cacian, sanjungan, sampai sekadar pernyataan menghiasi layar twitter-nya saban hari. Setidaknya, setiap pertanyaan yang datang dari setiap follower (teman twitter) senantiasa dijawab sang menteri. “Twitter menjadi efektif sebagai media berkomunikasi antara menteri dan pihak yang dilayaninya, dalam hal ini rakyat,” ungkap pria yang juga menjabat Ketua DPP PKS itu berterus terang.
Twitter milik Tifatul memang bukan semata untuk “gaya-gayaan”. Toh, melalui jejaring pertemanan yang tengah booming itulah, personal branding sang menteri dibangun. Oleh karena itu, Maburi yang dibantu Boy Hamidi sedari awal sudah serius mengelola @tifsembiring sebagai salah satu kendaraan branding Tifatul.
Hasilnya terbilang mengagumkan. Dua bulan sejak diluncurkan, jumlah follower twitter milik Tifatul sudah menembus 29.638. Mereka datang dari beragam profesi dan usia. Mulai dari pejabat, wartawan, seniman, remaja, orang tua, ibu rumah tangga, merupakan follower Tifatul. “Target kami, dalam masa pemerintahan lima tahun ke depan, follower Tifatul melebihi Presiden Obama, lebih dari 2,5 juta,” Mabruri mematok.
Cepatnya menghimpun para follower, diakui Mabruri, tak lepas dari konsep pengelolaan yang dirumuskan oleh tim personal branding Tifatul. Dikisahkan Mabruri, pekan pertama selepas twitter diluncurkan, up-date masih dilakukan oleh tim. “Sebab, Pak Tifatul masih belum terbiasa,” tegasnya.
Selanjutnya, Tifatul pun diajarkan bagaimana menggunakan twitter via blackberry. Termasuk, cara nge-tweet, alias meng-up date twitter. Sejak itu, setiap pertanyaan maupun pernyataan yang mampir di akun twitter-nya, Tifatul sendirilah yang menjawab sekaligus mengomentarinya. Waktu menjawab dan nge-tweet dilakukan pada waktu subuh dan menjelang tidur. Sebab, di saat itulah sebagai seorang menteri, Tifatul memiliki kesenggangan waktu.
Ada yang khas dari akun twitter Tifatul. Pantun, kata-kata bijak, dan renungan Jumat menjadi bagian dari kalimat yang hadir di layar twitter-nya. Setiap pagi misalnya, Tifatul kerap mendaratkan kata-kata bijak dan aneka pantun. “Kebetulan, Pak Tifatul suka berpantun,” sambung Mabruri. Sementara itu, menjelang sholat Jumat, ia pun menyempatkan diri menulis singkat renungan Jumat.
Program yang tak kalah menarik adalah “Bingkisan untuk Follower”. Program quiz berhadiah ponsel high end dari Nokia, Blackberry, serta buku “Sang Pemimpi” itu mengundang para follower untuk berkompetisi. Mulai dari adu bikin pantun di twitter, yang disebut program “Tweetun”, kompetisi tebak lagu di twitter, adu kritik terpedas, hingga lomba desain T-shirt bertema twitter Tifatul.
Jurinya, tentu saja Tifatul sendiri bersama tim personal brandingnya, Mabruri dan Boy. Bahkan, untuk lomba desain t-shirt yang kini masih berlangsung, para follower juga dilibatkan untuk menjadi juri. “Lima desain T-shirt yang sudah kami pilih sebagai nominatornya, kemudian kami lempar ke para follower. Mereka boleh mem-vote desain yang paling mereka suka,” terangnya.
Desain favorit pilihan para follower akan dicetak ke dalam seribu kaos. Nantinya, seribu kaos itu akan dipakai para follower yang bersempatan diundang hadir pada acara “Jumpa Darat Follower Tifatul”. Rencananya, jumpa darat itu akan dilangsungkan setelah jumlah follower menembus angka 30 ribu.
Waktu penyelenggaraan direncanakan jatuh selepas program 100 hari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama menteri-menterinya. Pada jumpa darat itu pula, sang menteri akan membagikan buku berjudul “Pencapaian Seratus Hari Menkominfo” kepada para follower yang hadir.
Jangan heran, jika isu maupun polemik yang kerap kali menghantui kerja sang Menkominfo, sanggup diredam hanya dengan sihir twitter. Bahkan, para jurnalis pun dengan bebas memantau keseharian sang menteri cukup lewat twitter. “Tak jarang, konfirmasi serta berita sudah bisa dibuat dari pernyataan sang menteri di layar twitter,” lanjutnya.
Diuraikan Mabruri, mengelola brand personal dari seorang menteri bukanlah perkara mudah. Sebab, dibutuhkan chemistry sekaligus kesesuaian antara perilaku personal yang akan di-branding dengan konsep brand yang ingin diciptakan. “Di situlah tantangannya,” ia menuturkan.
Beruntung, Tifatul sempat terlibat di jurnalisme kampus serta pernah menjadi humas PKS ketika Nurmahmudi sebagai Presiden PKS. Dengan demikian, lebih mudah bagi tim personal branding-nya untuk mengelola Tifatul sebagai sebuah brand ber-positioning “Pejabat Pelayan Rakyat”. Alias, pejabat yang mampu melayani dan tidak berjarak dengan rakyat.
Sebagai mantan seorang jurnalis dan humas, diklaim Marubri, Tifatul dikenal sebagai pribadi yang cair. Termasuk, akrab dengan para jurnalis. Terbukti, sang menteri senantiasa siap melayani telepon para jurnalis. Sejak menjadi humas PKS sampai menjadi menteri misalnya, nomor ponsel Tifatul masih sama dan cuma satu. “Sepanjang tidak ada rapat, hampir dipastikan ia akan menjawab telepon yang masuk. Jika tidak, Saya selaku humas siap 1x24 jam untuk ditelepon dan membantu,” Mabruri menutup pembicaraan.
Sumber: mix.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar