jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Tampilkan postingan dengan label Bidang Perempuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bidang Perempuan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Maret 2013

PKS : Perempuan pioner suksesnya pembangunan nasional

imageJakarta, PKS Jateng Online—Hari perempuan sedunia yang jatuh pada hari Jum’at (8/3) menjadi hari yang menyejarah bagi para perempuan di seluruh dunia. Untuk itu, perempuan dianggap sebagai faktor terpenting perkembangan pembangunan di dunia, dan terkhusus di Indonesia. hal ini disampaikan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) komisi VIII dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa.

Ledia Hanifa menegaskan bahwa perempuan harus memiliki pendidikan yang layak, akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik serta peluang untuk mengoptimalkan potensinya. Hal ini guna memberi kontribusi terbaik bagi kemanusiaan.

Senin, 25 Juli 2011

Dukung Kota layak Anak, PKS Jateng Luncurkan RKI

SEMARANG: Riset lembaga kesejahteraan anak dunia UNICEF tahun 2007 menyebutkan sebanyak 43,24 persen anak Indonesia tinggal di perkotaan. Dengan pertumbuhannya yang mencapai 4,4 persen per tahun maka akan semakin banyak anak Indonesia yang tinggal di kota dengan segala problematikanya. Sehingga perlu ada kebijakan khusus agar anak bisa tumbuh sehat dan terpenuhi kebutuhannya dalam lingkungan kota semakin kompleks.
“Tahun 2002 UNICEF telah mendeklarasikan World fit for Children untuk memastikan terjaminnya kebutuhan anak-anak seluruh dunia termasuk Indonesia. Deklarasi ini yang kemudian menjadi awal berkembangnya model kota layak anak atau KLA,” tandas dr Marijati, Ketua Bidang Perempuan DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng yang didampingi Ketua Deputi Peningkatan Kapasitas Kader Perempuan Diah Woro Haswini dalam keterangannya di Semarang, Jum’at (15/7).

Pada KLA, lanjut Marijati, ada komitmen yang kuat dari pemerintah, masyarakat dan dunia usaha untuk mengintegrasikan sumberdaya untuk pembangunan yang terencana, menyeluruh dan berkelanjutan dalam program dan kegiatan pemenuhan hak anak.

Jumat, 01 Juli 2011

Perempuan PKS Keluarkan Rekomendasi: "Keluarga Pilar Peradaban"

Islamedia - Ahad 26 Juni 2011, Bidang Perempuan DPP PKS mengadakan Seminar Nasional, acara yang diselenggarakan di Aula Serbaguna Komplek Perumahan DPR-RI Kalibata, ini diadakan dalam rangka memperingati hari keluarga nasional.

Turut Hadir dalam acara tersebut utusan dari Kementerian Pemberdayaan perempuan, Drg Ida Suselo Wulan, MM, Dr Dwi Hastuti Martianto dari keluarga FEMA IPB.

Selain itu hadir pula Drs Abdi Sumaiti dan Anis Byarwati, Sag, M.Si selaku Ketua DPP PKS Bidang Perempuan.

Dalam Seminar tersebut Perempuan PKS mengeluarkan Rekomendasi “Keluarga Pilar Peradaban”.

Rabu, 22 Juni 2011

PKS Manokwari Meresmikan Rumah Keluarga Indonesia

Bidpuan DPD PKS Manokwari menggelar acara Lanching Rumah Keluarga Indonesia Ahad (19/6) lalu . Acara yang dilaksanakan di depan kantor DPW PKS Papua Barat sejak pukul 06.00 WIT ini sekaligus untuk menyambut hari keluarga Nasional yang jatuh pada tanggal 29 Juni 2011.

Dimulai dengan senam Nusantara, Launching Rumah Keluarga Indonesia dihadiri oleh sekitar 200 orang kader dan simpatisan PKS Manokwari ini digelar dengan cukup meriah.

Siti Kholifah, ketua Bidpuan DPD PKS Manokwari menyampaikan dalam sambutannya bahwa Rumah Keluarga Indonesia ini merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh DPP PKS dalam pengokohan keluarga Indonesia. "Dengan adanya Rumah Keluarga Indonesia atau yang disingkat dengan RKI diharapkan dapat menjadi salah satu fasilitas dalam pemecahan masalah keluarga terutama di kota Manokwari Papua Barat," tutur beliau.

Senin, 20 Juni 2011

Bidang Perempuan launching RKI

Bidang Perempuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah tengah serius menggarap rencana launching program nasional Rumah Keluarga Indonesia (RKI). Launching rencana akan dilaksanakan pada 29 Juni 2011 mendatang.

Ketua Bidang Perempuan DPW PKS Jateng, dr Marijati mengatakan RKI merupakan sumbangsih PKS kepada masyarakat, khususnya perempuan. "RKI akan kami jadikan media untuk bisa memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas keluarga Indonesia sampai ke struktur RT/RW dengan cara merekrut relawan RKI yang akan kami latih secara berkala dan diterjunkan langsung ke wilayah masing-masing untuk memberikan contoh dan pelatihan tentang konsep parenting, manajemen rumah tangga dan membina serta mempersiapkan keluarga," paparnya.

Tidak hanya di tingkat Jawa Tengah, menurut dr Marijati, program serupa juga akan dilaksanakan di tingkat kota pada bulan Agustus yang bertepatan dengan Ramadan dan Desember. "Kami targetkan tahun ini RKI sudah ada di 35 kabupaten/kota di Jateng," ujarnya.

Selasa, 07 Juni 2011

Kegiatan Pembinaan PKS Pakistan Untuk WNI Perempuan

Islamabad – Tampak beberapa perempuan dengan gaya berpakaian ala Indonesia memasuki Shifang Restaurant di kawasan Blue Area Islamabad, Pakistan. Mereka adalah WNI perempuan Indonesia di Islamabad dan sekitarnya, yang pada Jum’at 20 Mei 2011 itu menghadiri undangan acara Perempuan Berbagi Cerita yang diselenggarakan oleh PIP PKS Pakistan dalam rangka Milad PKS ke 13.

Antusiasme peserta tampak dengan tepatnya kehadiran mereka. Pukul 16.00 waktu Pakistan sebagian peserta sudah hadir di tempat. Bahkan peserta dari kalangan mahasiswi berkirim sms kepada panitia memberikan kabar keterlambatannya.

”Maaf agak terlambat ya, masih ada kuliah.” Begitu pesan sms yang terkirim dari salah satu mahasiswi IIUI yang turut diundang dalam acara itu.

Kamis, 19 Mei 2011

Memaknai 103 Tahun Kebangkitan Nasional

Sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia, 20 Mei 1908, tidak bisa dilepaskan dari kiprah perempuan Indonesia. Jauh sebelum organisasi Budi Utomo lahir, telah ada pejuang-pejuang perempuan yang berkiprah luar biasa. Ada Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan, yang memerintah Aceh dari tahun 1644–1675.

Selama masa itu, Sultanah bukan saja menampik usaha Belanda untuk memperoleh monopoli tetapi juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesusastraan, serta memajukan pendidikan bagi kaum laki-laki dan perempuan.

Selain Sultanah, ada Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan yang ahli pemerintahan, mahir kesusastraan, dan mendirikan tempat pendidikan modern anak-anak pertama pada 1908 (Harsja W. Bachtiar 1990). Sayangnya, kedua pejuang perempuan tersebut tak banyak dikenal masyarakat Indonesia.