jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 18 April 2016

Begini Perjuangan Santri Alhikmah Brebes Tembus Babak Final Lomba Baca Kitab Kuning PKS Jateng

SEMARANG, PKS Jateng Online – Lomba kitab kuning Fathul Muin yang digelar Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah rupanya menjadi salah satu sarana perjuangan bagi ratusan santri di Jateng untuk menambah skill dalam membaca kitab Fathul Muin. Salah satunya adalah Ahmad Najib, santri Pondok Pesantren Al Hikmah I, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes.

Lomba kitab kuning ini sendiri digelar oleh Fraksi PKS DPR RI, dengan terlebih dahul melalui babak seleksi di tingkat Provinsi. Di Jateng sendiri, lomba digelar di Kantor DPW PKS Jateng, jalan kelud utara 46, Petompon, Gajahmungkur, Kota Semarang.

Meski hanya mendapatkan predikat juara harapan I, namun hal itu cukup membuat Najib bangga, mengingat perjuangannya belajar kitab Fathul Muin selama beberapa waktu bisa mengalahkan 147 peserta lain untuk mendapatkan predikat juara harapan I.
“Alhamdulillah saya berkesempatan ikut di PKS, setelah sebelumnya saat ikut di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam lomba yang sama, saya gagal. Setelah saya sowan abah Kiai, beliau langsung menyuruh saya berangkat ke Semarang, akhirnya saya naik kereta api ke Semarang pada Sabtu (16/4/2016) pukul 18.00 WIB dan tiba di Semarang pukul 22.00 WIB, saya pun menginap di tempat acara ini, yakni di kantor DPW PKS Jateng,” jelasnya.

Bersama ratusan santri dalam sebuah event lomba kitab kuning, membuat Najib kembali merasakan aura kesemangatan yang muncul. Dirinya berjanji, setelah acara lomba kitab kuning ini selesai, dirinya akan mengajarkan di pondok secara kecil-kecilan.

“Setelah ini saya ingin belajar bareng teman-teman, walaupun kecil, saya ingin mengajarkan kepada teman-teman, karena bagi saya, kitab fathul muin ini kitab yang boleh dikatakan sulit, namun boleh juga dikatakan mudah,” tandasnya.

Najib mengakui, kitab fathul muin yang dikajinya merupakan kitab fikih yang biasa muncul dalam kehidupan sehari-hari. “Karena saya baru ngaji jimmi’ (mendengarkan) saja, jarang mengaji tasawuf, saya katakan bahwa ini termasuk kitab yang tidak rumit, namun untuk penjelasan harus lebih teliti, karena banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap pria asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini.

Salah satu contoh, kata Najib adalah saat membaca surat al fatihah dalam sholat berjamaah. “Saya tadi baca bab tentang seorang makmum,disunahkan untuk membaca surotul fatihah ketika imam berdiam setelah membaca surat fatihah. Diamnya sejenak di buat si makmum membaca fatihah,” ungkapnya.

Atas prestasinya mendapatkan juara harapan I, Najib berhak atas piala, kitab dan uang pembinaan senilai Rp 1 juta. Sementara untuk juara I diraih oleh Wail Muhlis, santri Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Kabupaten Rembang. Untuk juara II, diraih oleh oleh Muhammad Ainul Gufri dari Pondok Pesantren Fadlul Wahid Grobogan, dan juara III diraih oleh Muhammad Mufamid dari Pondok Pesantren Darul Falakh Jepara

Sementara juara harapan II diraih oleh Taufan Nisahuri (PP Al Munir Magelang) dan juara harapan III diraih oleh Khoirul Mahfudz.

Lomba kitab kuning ini sendiri diikuti 150 peserta dari 40 pondok pesantren di seluruh Jaten. (Ped)


Sumber: PKS Jateng Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar