SEMARANG, PKS Jateng Online
– Lomba kitab kuning Fathul Muin yang digelar Dewan Pengurus Wilayah
(DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah rupanya menjadi salah
satu sarana perjuangan bagi ratusan santri di Jateng untuk menambah
skill dalam membaca kitab Fathul Muin. Salah satunya adalah Ahmad Najib,
santri Pondok Pesantren Al Hikmah I, Kecamatan Sirampog, Kabupaten
Brebes.
Lomba kitab kuning
ini sendiri digelar oleh Fraksi PKS DPR RI, dengan terlebih dahul
melalui babak seleksi di tingkat Provinsi. Di Jateng sendiri, lomba
digelar di Kantor DPW PKS Jateng, jalan kelud utara 46, Petompon,
Gajahmungkur, Kota Semarang.
Meski hanya
mendapatkan predikat juara harapan I, namun hal itu cukup membuat Najib
bangga, mengingat perjuangannya belajar kitab Fathul Muin selama
beberapa waktu bisa mengalahkan 147 peserta lain untuk mendapatkan
predikat juara harapan I.
“Alhamdulillah saya
berkesempatan ikut di PKS, setelah sebelumnya saat ikut di Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam lomba yang sama, saya gagal. Setelah saya
sowan abah Kiai, beliau langsung menyuruh saya berangkat ke Semarang,
akhirnya saya naik kereta api ke Semarang pada Sabtu (16/4/2016) pukul
18.00 WIB dan tiba di Semarang pukul 22.00 WIB, saya pun menginap di
tempat acara ini, yakni di kantor DPW PKS Jateng,” jelasnya.
Bersama ratusan
santri dalam sebuah event lomba kitab kuning, membuat Najib kembali
merasakan aura kesemangatan yang muncul. Dirinya berjanji, setelah acara
lomba kitab kuning ini selesai, dirinya akan mengajarkan di pondok
secara kecil-kecilan.
“Setelah ini saya
ingin belajar bareng teman-teman, walaupun kecil, saya ingin mengajarkan
kepada teman-teman, karena bagi saya, kitab fathul muin ini kitab yang
boleh dikatakan sulit, namun boleh juga dikatakan mudah,” tandasnya.
Najib mengakui,
kitab fathul muin yang dikajinya merupakan kitab fikih yang biasa muncul
dalam kehidupan sehari-hari. “Karena saya baru ngaji jimmi’
(mendengarkan) saja, jarang mengaji tasawuf, saya katakan bahwa ini
termasuk kitab yang tidak rumit, namun untuk penjelasan harus lebih
teliti, karena banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap pria
asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini.
Salah satu contoh,
kata Najib adalah saat membaca surat al fatihah dalam sholat berjamaah.
“Saya tadi baca bab tentang seorang makmum,disunahkan untuk membaca
surotul fatihah ketika imam berdiam setelah membaca surat fatihah.
Diamnya sejenak di buat si makmum membaca fatihah,” ungkapnya.
Atas prestasinya
mendapatkan juara harapan I, Najib berhak atas piala, kitab dan uang
pembinaan senilai Rp 1 juta. Sementara untuk juara I diraih oleh Wail
Muhlis, santri Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Kabupaten Rembang.
Untuk juara II, diraih oleh oleh Muhammad Ainul Gufri dari Pondok
Pesantren Fadlul Wahid Grobogan, dan juara III diraih oleh Muhammad
Mufamid dari Pondok Pesantren Darul Falakh Jepara
Sementara juara harapan II diraih oleh Taufan Nisahuri (PP Al Munir Magelang) dan juara harapan III diraih oleh Khoirul Mahfudz.
Lomba kitab kuning ini sendiri diikuti 150 peserta dari 40 pondok pesantren di seluruh Jaten. (Ped)
Sumber: PKS Jateng Online
Sumber: PKS Jateng Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar