"Musibah" yang menimpa Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ternyata
mendatangkan simpati berbagai pihak. Seorang tokoh masyarakat Majene
yang berprofesi sebagai dosen dan pengusaha, menyatakan siap
meninggalkan PNS untuk bergabung dengan PKS.
Haji Andi SM dan istrinya menonton pidato politik Presiden PKS Anis
Matta, Jum'at (1/1) lalu. "Bagaimana kalo ayah masuk PKS saja dan
tinggalkan PNS?" tanya sang istri. Sebelum genap 48 jam, Haji Andi
langsung menemui pengurus DPD PKS Majene. Selain menyatakan keinginannya
masuk PKS, ia juga menyatakan kesiapannya untuk menginfakkan delapan
unit motor dan sebuah mobil kepada Partai Islam itu. Ia juga
mempersilakan pengurus DPD untuk memakai rumahnya sebagai kantor DPD.
Selain di Majene, dukungan kepada PKS juga mengalir di sejumlah daerah
lainnya. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang ibu menelepon staf
Bidang Humas DPW Jawa Barat. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadi
anggota PKS. Ketika ditanya, "Kok...dalam gonjang-ganjing begini?" Dia
menjawab, "Saya tidak terpengaruh. Saya tahu PKS!".
Di Yogyakarta, seorang ulama menyatakan diri bergabung dengan PKS.
Meskipun selama ini ia dikenal cenderung negatif menyikapi PKS, tetapi
ia tidak rela partai Islam difitnah. [IK/bsb]
Sumber: Bersama Dakwah
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar