dakwatuna.com - Jakarta :: Anggota Komisi III DPR
dari FPP, Ahmad Yani menduga ada konspirasi di balik penangkapan
Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka kasus suap impor
daging sapi.
“Ini saling sandera, uji-menguji. KPK jangan
dijadikan instrumen politik. Kalau ini betul konspirasi betapa tidak
bermoralnya bangsa ini,” katanya di Kompleks MPR/ DPR, Senayan, Jakarta,
Kamis (31/1).
Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah
menangkap Presiden PKS Lutfi Hasan Ishag sebagai tersangka kasus suap
impor daging sapi.
Lebih lanjut Yani menduga ada pihak yang
memanfaatkan KPK untuk sengaja memperburuk citra partai menjelang pemilu
2014. KPK, katanya, sengaja gencar mengejar partai politik untuk
membuat citra partai semakin buruk.
“Saya tidak tahu, bisa saja
sengaja dikejar untuk membusukkan (partai), bisa saja, jadi independen
maju. PPP memantau kasus ini, kami berharap PKS dapat membantah dan
menolak semua tudingan. Kalau memang ini rekayasa politik, saya berdiri
di depan. Tapi kalau murni pemberantasan korupsi saya dukung,” beber
Yani.
Menurut Yani, KPK harus menjelaskan kepada publik apakah
penangkapan Presiden PKS tersebut merupakan bagian dari proses
penangkapan yang terjadi sebelumnya, atau merupakan proses pengembangan
dari sejumlah nama yang ditangkap.
“Seharusnya orang yang
tertangkap tanganlah yang boleh ditangkap langsung seperti itu. KPK
harus menjelaskan, apalagi Luthfi ditangkap bukan pada waktu peristiwa
tangkap tangan itu sendiri. Dia ditangkap di kantor partainya,” tutur
Yani.
Pada bagian lain, Yani menduga ada upaya untuk menutupi
kasus-kasus besar yang sedang menjadi perhatian publik selama ini. Di
antara kasus tersebut termasuk kasus Bank Century, kasus BLBI dan kasus
pajak yang diduga melibatkan petinggi di republik ini. (ROL)
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar