Oleh: Fuad Aris
Namanya Dedi Toha, profesinya sekarang tukang ojek. Ada yang unik dari
bang Toha (kami biasa memanggil demikian) yang kalau lagi ngojek pakai
jaket PKS atau Jaket Palestina, sampai ibu-ibu sekitar rumah saya
menyebutnya "Ojek PKS"
Bang
toha ini tidak mau disebut simpatisan, dia bangga kalau bilang sama
teman-temannya, bahwa dia kader PKS, karena memang kontribusinya di DPRa
PKS Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, bisa dikatakan besar.
Suatu hari, saya iseng tanya sama bang Toha, kenapa sih bisa tertarik
sama PKS? Dia mengatakan, "Yang saya suka dengan orang-orang PKS itu
ramah, udah gitu saya bisa belajar jadi baek."
Dan akhirnya
terus mengalir cerita dari beliau. Ternyata dulu beliau langganan keluar
masuk penjara, terakhir masuk penjara karena kasus narkoba, dan setelah
kasus itu beliau benar-benar ingin taubat nasuha (sungguh-sungguh),
kebetulan ketika masa tahanannya habis, hingar-bingar politik di
Indonesia sedang meninggi lantaran menyongsong pemilu tahun 2009, dari
situ beliau mendukung salah satu caleg dari PKS yang juga tetangganya.
Sampe hari ini, bang Toha terus belajar untuk melupakan masa kelamnya,
dan memulai ibadah-ibadah yang dulu tidak pernah ia lakukan. Beliau juga
menyekolahkan anaknya di salah satu pesantren di Sukabumi.
Bagi kami di DPRa, bang Toha itu simpatisan yang kader, kadang beliau
lebih dulu datang ke tempat acara baksos atau rapat DPRa dibanding yang
lainnya. Bang Toha juga selalu bawa kamera digital miliknya untuk
mengabadikan acara-acara DPRa.
Nah beberapa hari lalu ada kejadian yang membuat saya jadi sangat ingin menulis tentang bang Toha.
Hari Jumat tanggal 1 Februari ada sms masuk ke hp saya.
SMS: Wamakaru Wamakarallah, wallahu khairul makirin, ini adalah makar sistematis untuk melemahkan PKS, kita harus sabar.
Saya: Allahuakbar, afwan ini siapa ya? No. antum gak ke save di hp ane nih, afwan ya.
SMS: Ane Toha akh, hp ane yang dulu ilang waktu pilkada.
Saya: Allahuakbar, iya bang, kita semua harus sabar, mudah2an jalan keluarnya indah.
SMS: Iya, ini pukulan psikologis buat kita, mental kita kayak
runtuh..partai juga bukan lah segalanya, tapi dakwah yang segalanya, pks
harus terus bermanfaat, banyak cara buat terus bermanfaat, tapi ane
tetep CINTA USTADZ LUTHFI
Saya: Allahuakbar.
SMS: OK, hamasah.
Adakah yang SMS seperti ini hanya sekedar simpatisan?
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar