DIJEBAK KADER PKS
Oleh Kompasianer : Apriza Hongko Putra
Pemberitaan tentang PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang kian
membanjiri media massa maupun dunia maya membuat saya tertarik untuk
membuat tulisan tentang partai bernama PKS ini. Sebuah partai yang
menjadi sorotan dan bahan pembicaraan banyak politisi, pengkritisi
maupun organisasi. Sebuah partai berlabel islam yang dikemas dengan
kesan modern, tidak ketinggalan jaman dan dikenal memiliki ribuan kader
tangguh, kreatif dan intelek.
Suatu hari aku yang pada waktu itu
masih haus akan belajar tentang islam, maklum karena baru aja tobat dari
dunia jahiliah, diajak oleh seorang teman untuk mengikuti pengajian
yang diisi oleh Ustad Alam, S.Pd, seorang guru di salah satu SMP IT di
Bengkulu. Sang ustad tidak terlihat seperti ustad- ustad lain yang
sering kutemui sewaktu mengikuti kajian- kajian islam, tidak memakai
sarung, dan kopiah, hanya membawa laptop, buku catatan kecil dan sebuah
mushaf Al Qur’an. Sedikit berbeda dari kebanyakan ustad yang akan
mengisi pengajian dengan atribut khususnya. Pengajian yang diadakan juga
hanya diikuti oleh 7 orang saja. Kontan aku waktu itu mengira jangan-
jangan ini aliran sesat yang sering dibilang orang kampung itu. Tapi aku
berpikir positif saja, diselidiki dulu baru nanti disimpulkan apa sesat
atau tidak.
Hari demi hari berganti, pengajian mingguan yang kami
ikuti sudah lebih dari satu bulan. Tidak ada hal- hal yang mencurigakan
yang kami alami, tidak ada penyimpangan yang terlihat, dan tidak ada
amalan- amalan khusus yang wajib kami jalani sewaktu ikut pengajian
dengan ustad Alam. Materi yang diberikan beliau seputar ilmu fikih,
dunia islam, bahasa arab dan sebagainya, membuat aku menjadi heran, dari
mana ustad ini belajar, padahal dia jurusan matematika lulusan
Universitas Bengkulu. Kok bisa tahu banyak tentang agama, jadi ustad
lagi. Akhirnya selidik demi selidik kami mengetahui bahwa ustad kami
juga ikut pengajian seperti kami juga, dan banyak ikut pelatihan bahasa
arab, fikih dan sebagainya. Beliau salah satu kader PKS kota Bengkulu,
beliau aktif di PKS sudah 8 tahun lebih. Pribadi beliau yang sederhana,
ramah, dan perhatian pada kami telah menghipnotis kami dan menjadikan
kami cinta pada beliau. Sesekali kami minta beliau mengisi materi
tentang politik, karena saat itu negeri ini sedang kacau dengan urusan
politik dan skandal korupsi. Kami banyak mendapat pencerahan dari beliau
dan banyak diceritakan kisah- kisah bagaimana perjalanan para kader PKS
yang ada di DPR, MPR, maupun lembaga pemerintahan lain untuk
memperjuangkan kebenaran.
Kami tidak pernah diajarkan untuk menjadi
seorang pemberontak, penentang pemerintah, merasa benar sendiri ataupun
memusuhi orang yang tidak sependapat dengan kami. Akan tetapi, kami
diajarkan untuk menjadi orang yang taat beribadah, berani menyampaikan
kebenaran, penyabar, bersikap santun, berguna bagi masyarakat, dapat
melakukan perubahan moral masyarakat, memberikan pelayanan dan menjadi
agent of change untuk Indonesia yang lebih maju. Itu yang selalu
ditanamkan dalam diri kami. untuk itu kami dibekali dengan pemahaman
islam yang benar, universal tidak parsial, damai tidak radikal, dan
terbuka tidak eksklusif. Pengajian yang terkesanlebih modern sesuai
dengan kemajuan zaman ini sangat menghipnotis kami sebagai para pemuda
yang memiliki nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa ini.
Sudah 4
tahun lebih kami masih aktif mengikuti pengajian yang dilakukan oleh
kader- kader PKS. Ketika orang bertanya apakah kami orang PKS, kami malu
untuk menjawab dan mengaku kader PKS, karena kami takut nanti
memperburuk citra PKS, kami kenal kader-kader PKS selalu menjaga
sholatnya, aktif di masjid, suka menghapal Al Qur’an, selalu menjaga
sholat sunnah dan sholat tahajudnya, sedangkan kami…masih sangat jauh
dari itu. Kami takut dengan kami mengaku sebagai kader PKS, ketika kami
salah mereka menghakimi PKS, bukan kesalahan kami atau kami sendiri.
Untuk itu kami hanya mengaku sebagai simpatisan PKS.
Kami sudah
dijebak oleh kader- kader PKS ke dalam telaga ilmu yang menghilangkan
dahaga ilmu kami dan telaga kebaikan yang menjadikan kami semakin giat
berlomba untuk berbakti kepada masyarakat dan terjebak dengan kegiatan-
kegiatannya yang membuat kami semakin termotivasi untuk berprestasi,
bekerja giat dan membanggakan bagi Indonesia ini. Andai saja kami tidak
dijebak oleh kader- kader PKS yang ikhlas ini, mungkin kami tidak akan
merasakan kenikmatan berbakti pada masyarakat, bangsa dan agama seperti
sekarang ini. Mudah- mudahan lebih banyak lagi orang yang bisa dijebak
oleh kader-kader PKS di jalan kebaikan ini. Salam cinta untuk PKS…!!
(politik.kompasiana.com/2013/02/14/dijebak-kader-pks--534120.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar