Kamis
(14/2), sebuah motor Yamaha berwarna merah parkir di depan Kantor PKS
Batam. Tak lama sang pengendara langsung masuk ke kantor partai dakwah
ini dengan ucapan salam yang lirih. Setelah dipersilahkan duduk, pria
berbadan tegap dan gelap itu mengutarakan keinginananya untuk bergabung
dengan PKS.
“Pak, shalat saya belum sempurna (lima waktu-red),
boleh tidak saya gabung dengan PKS,” itulah ungkapan pertama yang keluar
dari lisan Abdul Rohim Oang, pria asal Alor, Nusa Tenggara Timur yang
sudah menetap lebih dari sepuluh tahun di Batam.
Ia bercerita,
dirinya memang belum rutin shalat lima waktu dan apalagi mengaji. Namun
ia tersadar bahwa hidup tak akan lama, untuk itu sebagai kepala rumah
tangga harus lebih baik. Apalagi kini ia sudah memiliki dua anak yang
harus dididik dengan bagus.
Baginya aktivitas dan pengajian di
PKS diyakininya menjadi salah satu jembatan untuk lebih mengenal Allah
dan taat beribadah kepada-Nya. Alasannya PKS tidak saja partai politik,
namun nuansa dakwahnya juga kental.
“Saya ingin lebih baik dan saya percaya PKS (insya Allah) bisa buat saya semakin baik,” ujarnya.
Ibrahim Oang (demikian ia disebut di kalangan kawan-kawannya) juga
belum paham benar, kenapa ia senang sekali mengikuti pemberitaan seputar
PKS. Ia mengaku sering menyimak pidato Anis Matta di youtube. Ia
menilai orasi yang penuh semangat menjadikannya semakin mantap untuk
mendaftar sebagai anggota PKS.
Berita yang menyangkut LHI juga
ia ikuti. Bagi pria yang bekerja sebagai debt collector dan juga chief
security di salah satu perusahaan ini, kasus menimpa LHI harus
dikedepankan azaz praduga tak bersalah. Namun ia meyakini adanya motif
lain dari penangkapan LHI oleh KPK.
Saat berpamitan, Ibrahim
mengaku bersyukur (akhirnya) bisa mengutarakan keinginannya untuk
menjadi anggota PKS. Ia pun berjanji akan aktif mengikuti kegiatan PKS.
Tidak itu saja, ia akan mengajak kerabatnya untuk memilih PKS di setiap
iven politik.
Selamat datang Ibrahim Oang, kami lebih bersyukur
karena mendapat suntikan energi dari bapak. Semoga kami mampu menjawab
harapan bapak. (isy – pks-batam.org)
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar