TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedekatan cagub DKI Hidayat
Nurwahid dengan rakyat biasa membuat setiap warga yang bertemu dengannya
tak sungkan untuk bertegur sapa. Keakraban terasa ketika berbincang
dengannya. Hal itulah yang dirasakan warga Bintaro Jakarta Selatan.
Warga Bintaro menggelar sebuah acara yang dikemas dengan nama Jumpa
Tokoh. Acara tersebut diadakan oleh Komunitas Arus Bawah (Kawah) di
halaman rumah Ketua Kawah Ibrahim, Jalan Kenanga Raya Nomor 50 Bintaro
Kecamatan Pesangrahan Jakarta Selatan, Kamis (14/6/) malam.
Komunitas ini terdiri dari beberapa simpatisan partai politik, golongan
dan organisasi masyarakat, seperti Komunitas Pedagang Keliling,
Komunitas Tukang Ojek, dan organisasi masa lainnya. Mereka membentuk
Kawah karena kesamaan tujuan untuk memperbaiki Jakarta.
"Kami disini karena menginginkan perubahan untuk Jakarta," kata Ibrahim.
Saat dialog, banyak warga yang mengeluhkan kemacetan yang ada di Bintaro dan minimnya sarana olah raga untuk warga.
"Sampai kami sendiri warga Bintaro tidak bisa keluar gara-gara macet," keluh Rahmat kepada cagub Jakarta nomor urut 4.
Sedangkan Roni yang juga warga Bintaro mengeluhkan masalah minimnya sarana olah raga kepada Hidayat.
Menanggapi keluhan warga, mantan ketua MPR ini pun siap menyelesaikan
permasalahan yang ada. Ketua BKSAP DPR RI ini pun menjabarkan programnya
untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.
"Pengoptimalan KRL, Busway, maupun penertiban kendaraan insya Allah bisa mengurai kemacetan Ibu Kota," katanya.
Cagub Jakarta yang hobi Bulu Tangkis ini pun mengatakan bahwa di antara
programnya adalah membangun stadion dan memperbaiki Gedung Olahraga
(GOR) yang ada.
"Kita akan perbaikii semua GOR yang ada ditiap
kecamatan. Peran serat warga tentu akan membatu terwujudnya program ini
dengan cepat," pungkas Hidayat.
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar