Siaran Pers Forum Lingkar Pena Tentang PENARIKAN BUKU YANG DITUDUH PORNO
Ditulis tanggal : 13 - 06 - 2012 | 15:54:11
Siaran Pers Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena Tentang
PENARIKAN BUKU-BUKU YANG DITUDUH BERMUATAN PORNOGRAFI
Beberapa hari terakhir ini berbagai media, baik cetak, on-line,
dan televisi, memberitakan penarikan buku-buku yang dilaporkan
bermuatan pornografi dan kekerasan dari perpustakaan-perpustakan Sekolah
Dasar di beberapa daerah. Judul-judul buku tersebut adalah: Ada Duka di Wibeng (penulis: Jazimah Al-Muhyi), Tidak Hilang Sebuah Nama (penulis: Galang Lufityanto), Tambelo: Kembalinya Si Burung Camar (penulis: Redhite K.), Tambelo: Meniti Hari di Ottawa (penulis: Redhite K.), Syahid Samurai (penulis: Afifah Afra), Festival Syahadah (penulis: Izzatul Jannah), dan Sabuk Kiai (penulis: Dadang A. Dahlan).
Terkait dengan buku Ada Duka di Wibeng, Tidak Hilang Sebuah Nama, Syahid Samurai, dan Festival Syahadah, ditulis
oleh anggota Forum Lingkar Pena (FLP). FLP adalah organisasi pengaderan
penulis yang sejak awal pembentukannya pada tahun 1997 memiliki visi
mencerahkan masyarakat melalui tulisan. Dalam menulis berbagai karya,
para anggota FLP memiliki sikap untuk tidak menulis karya yang membawa
pada kemudharatan. Para anggota FLP juga ada di garda depan dalam
menolak segala bentuk karya yang bermuatan pornografi.
Badan Pengurus Pusat (BPP) FLP melihat telah terjadi distorsi dan penyesatan dalam kasus penarikan buku ini.
Distorsi pertama, bahwa persoalan bukan pada isi buku, tetapi pada distribusi buku-buku tersebut sehingga masuk ke perpustakaan Sekolah Dasar dalam hal ini melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2010 sebagaimana pemberitaan yang beredar luas.
Dalam hal
peredaran dan distribusi buku dalam proyek pemerintah, persyaratan yang
harus dipenuhi salah satunya adalah LOLOS PENILAIAN Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Buku-buku
tersebut sudah lolos penilaian dengan Surat Keputusan (SK) yang
menyatakan layak untuk dijadikan referensi dan tercetak di belakang
sampul buku. Sehingga dari sisi kelayakan-bacanya telah dijamin oleh
lembaga yang berwenang.
Jika
kemudian buku-buku yang layak baca dan dijamin oleh lembaga yang
berwenang dan memiliki kredibilitas seperti Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, kemudian secara konten dituduh tidak layak bahkan porno. Ada
persoalan yang perlu diteliti dengan lebih mendalam terkait distribusi
buku-buku tersebut sehingga tiba di Sekolah Dasar.
Distorsi kedua adalah pemberitaan media yang tendensius. Hampir semua berita di media, baik cetak, on-line, maupun televisi, dilakukan tanpa ada check dan balance.
Jurnalis media tidak meminta pendapat pakar dan menelan mentah-mentah
pernyataan dari beberapa sumber berita, yang kami sinyalir tidak (belum)
membaca buku-buku tersebut secara menyeluruh. Beberapa istilah dalam
buku (yang sesuai konteks cerita) disimpulkan sebagai istilah porno,
kemudian langsung menuduh buku-buku tersebut adalah buku porno. Terlihat
juga kurang pahamnya media terhadap defenisi pornografi.
Distorsi
ini menurut kami sangat mengkhawatirkan, karena bila tidak diluruskan
maka akan terjadi fitnah, pembunuhan karakter (terhadap penulis), juga
pembalikkan akal sehat. Di satu sisi kita melihat semakin banyak karya,
baik buku juga tontonan yang jelas-jelas bermuatan pornografi dan
vulgar, tetapi seakan tak tersentuh. Buku-buku FLP yang mengajak
masyarakat, terutama remaja, kepada kebaikan, malah dituduh sebagai buku
porno.
Semoga
kasus ini menjadi titik untuk membereskan mekanisme dan distribusi
buku-buku proyek DAK. Sekaligus, dan sekali lagi, penolakan terhadap
karya bermuatan pornografi, yang selama ini telah sering disuarakan oleh
FLP. Semoga siaran pers ini dapat mengklarifikasi banyak hal.
Jakarta, 13 Juni 2012.
Ketua Umum BPP FLP 2009-2013
Setiawati Intan Savitri
Sekretaris Jenderal BPP FLP 2009-2013
Rahmadiyanti Rusdi
CP: Humas FLP Pusat (Yons Achmad/082123147969)
Sumber: Forum Lingkar Pena (FLP)
Silahkan baca juga untuk pengayaan tema :
Suara Merdeka
Afifah Afra
Forum Lingkar Pena (FLP)
Indonesia Optimis
Kompasiana
Silahkan baca juga untuk pengayaan tema :
Suara Merdeka
Afifah Afra
Forum Lingkar Pena (FLP)
Indonesia Optimis
Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar