Untuk beberapa hari saya terlupa masalah itu. Dan teringat kembali ketika membuka FaceBook, ada status dari Mbak Helvi Tiana Rosa, Pendiri Forum Lingkar Pena, sebuah forum penulis yang telah mengibarkan benderanya bukan hanya di nusantara tetapi sudah sampai luar negeri. Dari situ, saya bisa tahu, ternyata buku yang diberitakan porno itu adalah buku karangan dari penulis yang sudah mempunyai nama. Penulis yang lahir dari Forum Lingkar Pena.
Di situ mbak Helvy menyatakan keheranan dan menyatakan kesaksianya bahwa apa yang diberitakan di mediam, bahwa buku buku novel berikut : Jazimah Al-Muhyi Full (Duka di Wibeng), Galang Lufityanto (Tidak Hilang Sebuah Nama) dan Intan Savitri (Syahid Samurai dan Festival Syahidah). Saya pribadi sudah membaca buku yang terakhir. Dan saya tidak menemukan ungkapan ungkapan porno di situ. Lebih lebih lagi, mereka para pengarang adalah penulis penulis yang lahir dari forum yang religius. Sangat tidak mengkin mengumbar tulisan berbau porno. Forum Lingkar Pena, sangat menekankan adanya nilai nilai agama yang taat. Jadi ada beberapa keanehan yang membikin geleng geleng kepala bagi yang tahu.
Dalam statusnya di facebook, Mbak Helvy mengatakan ada yang salah kaprah dalam hal ini.
- Tim seleksi buku pengayaan yang ditunjuk di tingkat nasional/pemda yang memberi rekomendasi buku tersebut cocok untuk anak SD
- Beberapa guru SD yang tidak membaca betul dan langsung menyatakan buku-buku tersebut mengandung pornografi.
- Beberapa media yang mengutip tanpa mengecek lagi kebenaran hal tersebut.
Dalam kesaksiannya Mbak Helvy berkata. “Saya kenal secara pribadi nama-nama penulis di atas sebagai pengurus Forum Lingkar Pena di masa saya menjadi Ketua Umum dan sudah membaca semua buku yang diberitakan. Saya bersaksi bahwa tidak mungkin dan tidak benar tulisan tersebut mengandung pornografi. Sungguh aneh, buku yang salah peruntukkannya (yang bahkan bukan salah penulis dan penerbit, melainkan tim seleksi buku pengayaan) diberi stigma seperti itu. Nah buku-buku yang porno betulan malah didiamkan ck ck ck..”
Sangat disayangkan, bila masih ada para pendidik yang tidak jeli membaca dan menilai buku buku yang ada. Ironisnya ada media yang dengan sangat senang bila ada berita buruk karena akan membuat laku medianya. Tapi tanpa mengkoreksi atau melihat lebih jauh apa yang ada.
Sumber: Kompasiana
Silahkan baca juga untuk pengayaan tema :
Suara Merdeka
Afifah Afra
Forum Lingkar Pena (FLP)
Indonesia Optimis
Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar