jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 27 Juni 2010

PKS Bagaikan Kereta

PK-Sejahtera Online. PKS bagaikan kereta. Demikian disampaikan Sekjen PKS Anis Matta pada salah satu stasiun televisi swasta nasional, (22/6).

“Bila lokomatif telah bergerak menuju suatu arah maka, seluruh gerbong yang berada di belakangnya akan bergerak ke satu arah tanpa terkecuali” jelas Anis mengibaratkan kesolidan para pimpinan dan anggota PKS dalam menjalani roda partai. .

Hal ini Anis sampaikan untuk menjawab pernyataan para pengamat politik yang memprediksi PKS akan ditinggalkan para kader PKS yang sebagian besar dari kalangan Islam yang kuat, karena PKS mengubah visi barunya menjadi partai yang terbuka dengan menerima anggota non muslim sebagai anggotanya.

Dengan kosilidan para kadernya, Anis yakin PKS tidak akan ditinggalkan, bahkan akan semakin besar dan siap berlaga di pemilu 2009.

Di lain kesempatan, Ketua Majelis Syuro PKS Ust. Hilmi Aminuddin menjelaskan alasan PKS menjadi partai terbuka. Di hadapan para pewarta Hilmi memaparkan bahwa pada dasarnya Islam adalah agama terbuka.

PKS sebagai partai Islam harus melaksanakan rahmatan lil alamin, hasil upaya dan perjuangan kader PKS harus bisa dinikmati oleh semua golongan, baik muslim maupun non muslim. Dengan menjadi partai terbuka, PKS dapat bergaul dengan dunia luar.

Lebih lanjut Hilmi mengatakan bahwa PKS telah membuat MoU dengan partai-partai di Australia dan China, ini sebagai bukti bahwa PKS sudah menjadi partai inklusif.

“Jadi PKS tak hanya ingin berinteraksi dengan partai dan tokoh di Indonesia saja, tapi juga dengan dunia internasional. Kita punya sumber daya manusia yang memadai untuk hal tersebut. Itu semua menunjukkan bahwa PKS tengah meningkatkan identitas diri dari partai eksklusif menjadi lebih inklusif,” terang Hilmi. (adine)


Sumber: PK-Sejahtera Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar