Dia memaparkan sejumlah data tentang betapa jumlah ruangan kelas di Jabar saat ini belum memadai sehingga akan menghambat upaya pemerataan pendidikan.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengakui bahwa saat ini capaian untuk mendongkrak mutu dan pemerataan pendidikan masih belum memuaskan.
Oleh karena itu, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dibutuhkan dukungan dari semua pihak. "Harus ada kerja simultan yang didorong dan didukung semua pihak agar masalah pendidikan di Jabar dapat dituntaskan," kata Heryawan, 9 Mei lalu.
Dia menjelaskan, capaian yang kurang maksimal itu tercermin dari belum idealnya angka capaian dari sejumlah indikator yang berkontribusi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Jabar. Dalam hal ini, raihan Angka Partisipasi Murid (APM) SD/MI di Jabar baru mencapai angka 95,56 (peringkat 15 se-Indonesia), Angka Partisipasi Kelas (APK) SMP/MTs. mencapai angka 92,40 (peringkat 21), APK SMA/MA/SMK mencapai angka 54,12 (peringkat 31) serta RLS (rata-rata lama sekolah) hanya 7,58 tahun. Kondisi tersebut, menurut Heryawan, harus segera diselesaikan.
Apalagi setelah ditelisik secara mendalam, capaian itu tidak terlepas dari keberadaan sarana dan prasarana ruang kelas yang belum mampu menampung peserta didik secara keseluruhan.
Dia memaparkan sejumlah data tentang betapa jumlah ruangan kelas di Jabar saat ini belum memadai sehingga akan menghambat upaya pemerataan pendidikan.
Berdasarkan data Disdik Jawa Barat pada 2009, jumlah lulusan SD sebanyak 778.810 siswa, sedangkan daya tampung SMP hanya 651.045 siswa, yang jika diasumsikan ke dalam ruang kelas masih kekurangan sekitar 3.200 ruang kelas. Sementara daya tampung di SMA saat ini hanya 348.806 siswa, padahal siswa yang lulus SMP mencapai 651.045 siswa atau masih kekurangan ruang kelas sebanyak 5.560 unit ruang kelas. (Pikiran Rakyat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar