jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Selasa, 09 Juni 2009
Menguak Ambisi Satu Putaran Pilpres
INILAH.COM, Jakarta. Tekad memenangkan pemilu presiden satu putaran sudah tertanam bagi semua tim sukses SBY-Boediono. Alasannya efisiensi dan kepastian politik. Namun praktisi politik melihat ada kecenderungan lain, yaitu faktor BBM dan PHK. Kok bisa?
Argumentasi pemilu presiden hanya terjadi satu putaran akan dapat melakukan efisiensi anggaran serta stabilitas politik, hakikatnya adalah sebuah indoktrinasi secara halus. Karena dengan bahasa lainya, argumentasi tersebut sama saja memaksa publik untuk memilih SBY-Boediono.
Namun ada kemungkinan lain yang melatarbelakangi ambisi melakukan pilpres satu putaran. Hal ini terkait dengan kondisi ekonomi global maupun domestik seiring makin tingginya harga minyak dunia serta makin sulitnya kondisi sektor riil.
Juru Bicara Tim Sukses JK-Wiranto Indra Jaya Piliang menginformasikan, tekad SBY-Boediono memenangkan pilpres satu putaran tak terlepas upaya menjaga citra politik di depan calon pemilih.
Menurut dia, harga BBM bisa jadi bakal naik pada September mendatang menjadi pemicunya. “Skenario pilpres hanya satu putaran, untuk mengantisipasi rencana kenaikan harga minyak pada September 2009, bersamaan dengan jadwal pilpres putaran kedua, ini ditakutkan menurunkan popularitas SBY,” katanya, di Jakarta, kemarin.
Tidak sekadar rencana kenaikan harga BBM, Indra juga menilai, pada September juga sedang marak-maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat krisis finansial di. “Perusahaan juga banyak yang mau mem-PHK para karyawannya,” tegasnya. Bagaimana sebenarnya potensi kenaikan harga BBM dan PHK di sejumlah perusahaan?
Jika menilik harga minyak dunia dalam pekan-pekan ini telah memasuki di kisaran US$ 68-70 per barel, potensi untuk menambah subsidi minyak berpeluang. Menurut pengamat perminyakan Kurtubi, trend penguatan harga minyak dunia berdampak pada dua hal.
Salah satunya, dengan naiknya harga minyak dunia ikut mendorong kenaikan pendapatan dari sektor migas. “Meski akan berdampak pada penambahah subsidi BBM,” cetusnya kepada INILAH.COM belum lama ini.
Kendati demikian, menurut Kurtubi, menguatnya harga minyak dunia ke level US$ 60 per barel dinilai masih aman bagi subsidi BBM. Namun banyak kalangan khawatir kenaikan harga minyak dunia akan mendorong membengkaknya jumlah subsidi di APBN. “Jika harga minyak melampaui US$ 60 per barel mengharuskan adanya penambahan subsidi BBM yang signifikan,” ingatnya.
Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan DPP Partai Demokrat Darwin Zahedy Saleh, membantah keras terkait target satu putaran dikaitkan dengan kenaikan harga minyak. “Saya kira tidak bisa dikaitkan antara Pilpres dengan kenaikan harga minyak,” tegasnya.
Menurut dia, naik tidaknya harga BBM merupakan hasil pembicaraan pemerintah dan DPR. Jika harga minyak dunia naik, lanjutnya, ada pilihan mensubsidi harga BBM atau membuat program pro rakyat seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi pedesaan. “Jadi tidak bisa disandingkan kenaikan minyak dunia dengan pilpres. Ini bukan supaya menang pilpres atau tidak,” tegasnya.
Ambisi menang pilpres satu putaran bagi kubu SBY-Boediono sah-sah saja dalam konteks demokrasi. Kendati demikian, sinyalemen ambisi menang satu putaran hanya lantaran menghindari kenaikan BBM dan PHK, sepertinya cukup naif. [E1]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar