dakwatuna.com - Sejumlah hitung cepat (quick count)
lembaga survei menunjukkan pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar
memenangkan Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Pasangan yang diusung Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) ini meraih suara sekitar 32 persen.
Sambil
menunggu penghitungan resmi KPUD Jawa Barat, bisa dipastikan pilgub
Jabar hanya melalui 1 putaran. Karena sesuai undang-undang, pemenang
pilkada jika meraih suara 30%+1 atau lebih.
Presiden PKS Anis
Matta menyatakan terima kasih kepada warga Jawa Barat yang telah
melakukan pemilihan hari ini, dan memilih kembali Ahmad Heryawan (Aher)
sebagai gubernur Jabar.
“Kemenangan ini sangat penting bagi kami,
karena menunjukkan bahwa PKS masih dipercaya untuk memimpin,” ujar Anis
di Jakarta, Minggu (24/2/2013).
Anis mengatakan kemenangan dalam
Pilgub Jabar ini, bagi PKS ibarat ‘Kemenangan di Tengah Badai’.
Menurutnya, kemenangan ini akan menjadi energi pelejit bagi PKS untuk
terus bangkit dan menciptakan gelombang kekuatan baru untuk memimpin
umat dan bangsa.
Anis juga mengatakan pilgub Jabar menjadi salah
satu indikator keberhasilan konsolidasi nasional yang saat ini tengah
digelar PKS.
“Satu capaian telah terlewati, tinggal satu capaian
lainnya. Saya ingin aroma kemenangan yang sedang dinikmati kader-kader
PKS di Jawa Barat juga bisa menggelorakan semangat juang kader-kader PKS
di Sumatera Utara untuk memenangkan pasangan ‘Ganteng,” tutur mantan
Wakil Ketua DPR RI ini.
Anis juga mengucapkan terima kasih atas dukungan sejumlah parpol koalisi dalam memenangkan pasangan Aher-Deddy di pilgub Jabar.
“Saya
atas nama DPP PKS juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada Partai Hanura, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Bulan
Bintang sebagai partai pendukung yang telah bersama-sama berjuang
memenangkan pasangan Aher-Deddy Mizwar. Hal yang sama juga saya
sampaikan kepada semua jajaran relawan, organisasi/kelompok pendukung,
para tokoh masyarakat dan alim-ulama, kalangan seniman/budayawan/artis.
Kebersamaan kita yang tulus dan kompak menjadi kunci kemenangan pasangan
ini,” ucap Anis.
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar