dakwatuna.com - Kemenangan pasangan calon gubernur
Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dalam hitung cepat pemilihan
Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat 2013, membakar semangat kader Partai
Keadilan Sejahtera.
“Ini akan menjadi energi bagi seluruh kader
PKS di Indonesia untuk terus bekerja agar kemenangan-kemenangan dakwah
bisa diraih di seluruh Indonesia,” kata Ketua Dewan Pengurus Wilayah PKS
Kepulauan Riau Abdul Rahman di Batam, Senin (25/2).
Ia mengatakan
kemenangan Aher-Deddy menambah keyakinan dan kesolidan kader PKS dalam
upaya memenangkan kandidatnya dalam Pilkada dan menghadapi Pemilu 2014.
“Insya Allah kemenangan ini merupakan awal kemenangan PKS di Pilgub selanjutnya, yaitu di Sumatera Utara,” katanya.
Menurut
dia, hasil penghitungan cepat itu juga menunjukan analisis pengamat
politik salah. Para pengamat sepakat riwayat PKS akan habis usai
presidennya kala itu Luthfi Hasan ditetapkan sebagai tersangka korupsi.
“Hasil
Pilgub Jabar telah menjungkirbalikan pendapat sebagian pengamat bahwa
PKS telah selesai dan tamat pasca tsunami politik yang menimpanya,” ujar
dia.
Senada dengan Abdul Rahman, Sekretaris Umum DPW PKS Kepri
Raden Hari Tjahyono mengatakan kemenangan hitung cepat PKS di Pemilihan
Gubernur Jabar dapat menambah semangat kader PKS yang ada di Kepri untuk
terus bekerja.
Mengenai pandangan pengamat politik tentang
“badai” yang dialami partai itu, ia mengatakan justru sebaliknya.
Menurut dia, tudingan korupsi yang dialamatkan kepada mantan presidennya
malah semakin membuat kader partai solid.
Meski begitu,
kemenangan Aher-Deddy belum bisa mencerminkan keberhasilan partai itu
dalam Pemilu 2014, kata dia. Menurut Raden, Pemilu Legislatif berbeda
dengan Pemilihan Kepala Daerah. “Pilkada beda dengan Pileg, kalau
Pilkada lebih ke figur,” kata dia.
Figur Ahmad Heryawan yang
notabene “incumbent” dan ditopang Deddy Mizwar seorang budayawan yang
cukup populer di mata masyarakat Jawa Barat menambah popularitasnya
dalam memenangkan pemilihan gubernur. (dm/rol/ant)
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar