Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kerap dicuriga sebagai partai politik yang memiliki agenda tersembunyi di Indonesia. Ada yang menduga salah satu agenda tersembunyi partai berlambang dua bulan sabit dan padi-kapas berwarna kuning emas itu adalah mendirikan negara berdasarkan syariah Islam.
Beberapa hari lalu, pengamat radikalisme dan terorisme di Indonesia, Sydney Jones, mengatakan bahwa PKS bukanlah partai radikal. Dari kunjungan ke Aceh beberapa waktu lalu dan pertemuannya dengan wakil rakyat dari PKS di provinsi yang memiliki hukum syariah itu, Sydney berkesimpulan bahwa PKS bukanlah partai yang harus dikhawatirkan. PKS, katanya bukan partai radikal.
Dutabesar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scott Marciel, memiliki pandangan yang kurang lebih serupa. Ketika berkunjung ke Rakyat Merdeka Group beberapa waktu lalu (Jumat, 27/5), Marciel yang baru sepuluh bulan bertugas di Jakarta mengatakan, dirinya telah bertemu dengan semua pimpinan partai besar di Indonesia, termasuk PKS.
Khusus mengenai PKS, Marciel mengatakan bahwa ketika bertemu dengan petinggi PKS dirinya mediskusikan berbagai hal. Itu, kenangnya, adalah diskusi yang pangjang, produktif dan pasti berguna.
“Saya tidak mau mengkarakterisasi orang lain (PKS),” ujar Marciel.
Tetapi sambungnya, dari pertemuan dengan petinggi PKS dia mendapat kesan bahwa PKS adalah partai politik yang biasa-biasa saja, seperti partai politik lainnya.
“Dan faktanya, ada orang Indonesia yang memilih mereka (PKS),” ujarnya lagi.
Walau tak merinci, namun dia mengatakan dirinya percaya diskusi yang dilakukannya dengan pemimpin PKS akan bermanfaat.
“We had a productive discussion,” demikian Marciel.
Sumber: PKS Sukoharjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar