jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 13 Juni 2011

Belajar dari Kemenangan AKP Turki

Subhaanallah… Partai Keadilan dan Pembangunan atau AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) kembali mencatat sejarah fenomenal. AKP memenangi pemilu 12 Juni 2011 dengan suara mayoritas; melampaui jajak pendapat menjelang pemilu yang memprediksi AKP memperoleh 47% suara. Yang luar biasa, suara AKP terus naik dari 34,43% pada pemilu 2002, menjadi 46,47% pada pemilu 2007, lalu 49,85% pada pemilu 2011.

Didukung 21.441.303 suara, AKP berhasil mendapatkan 326 kursi parlemen. Dengan 59,3% kursi yang dimiliki AKP ini, AKP bisa kembali membangun pemerintahan tanpa perlu koalisi. Namun demikian, Erdogan tetap membuka kesempatan untuk berkoalisi dengan partai lainnya.

Kemenangan mayoritas AKP Turki ini tampaknya perlu dipelajari partai Islam, termasuk di Indonesia. Sebab tanpa kemenangan dan menjadi pemerintah, partai Islam belum bisa merealisasikan dakwah yang diembannya secara keseluruhan. Tanpa memenangi pemilu dan memasuki mihwar daulah, partai dakwah belum bisa mewujudkan platform dan kebijakan dakwahnya secara menyeluruh; menebar rahmat bagi bangsa.

Lalu apa rahasia kemenangan AKP yang bisa diadopsi oleh partai Islam, termasuk di Indonesia? Meminjam istilah DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Fiqhun Nashr wat Tamkin, selain sebab-sebab materiil, untuk memperoleh kemenangan juga diperlukan sebab-sebab maknawi. Keduanya dimiliki AKP dan bisa diadopsi oleh partai Islam lain. Namun sebelum itu perlu dipertegas bahwa kemenangan dakwah adalah pertolongan Allah. Maka sehebat apapun usaha dan strategi pemenangan dakwah, pertama-tama ia harus menggantungkan diri kepada Allah. Meyakini bahwa kemenangan adalah pertolongan Allah dan meningkatkan taqarrub kepada-Nya, dengan demikian menjadi langkah pertama dan paling utama bagi partai Islam, partai dakwah. Dan ini pula yang dimiliki oleh AKP.

Segala bentuk ibadah, komitmen kepada kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya serta teguh di atas tujuan Islam, yang bisa dirangkum dalam istilah “taqarrub ilallah” juga merupakan sebab-sebab maknawi kemenangan. AKP berusaha keras memenuhi hal itu. Meskipun dengan segala keterbatasan di lingkungan eksternal Turki yang masih sangat sekuler, banyak diantara caleg perempuan AKP yang belum "berani" berjilbab. Taqarrub ilallah ini pula yang harus ditingkatkan oleh semua partai Islam sebagai pondasi aktifitas siyasi, tidak terkecuali di Indonesia.

Clean Government

Diantara sebab-sebab materiil kemenangan AKP adalah komitmennya untuk mewujudkan clean government. Pada mulanya, ketika mengikuti pemilu 2002, AKP mengkampanyekan clean government. Masyarakat tertarik dan berharap dengan janji itu. Pemerintahan korup selama 80 tahun sebelumnya ditambah dengan kualitas moral politisi AKP menjadikan masyarakat tak percaya lagi kepada “wajah-wajah lama” dan menaruh harapan kepada AKP. Dari sana AKP mengantongi sekitar 34,43% suara pada pemilu 2002.

“Janji menerbitkan harapan,” tulis Anis Matta dalam Serial Cinta, “tapi pemberian melahirkan kepercayaan.” Demikianlah apa yang dilakukan AKP dan didapatkannya. Kampanye 2002 barulah janji yang membuat rakyat Turki berharap pemerintahan membaik. Harapan itu disalurkan dengan memilih AKP. Lalu setelah menang, AKP mewujudkan janji itu. AKP memberikan kepada Turki apa yang telah ia janjikan; clean government. Maka lahirlah kepercayaan kepada AKP yang terus membesar, mengakumulasi sepanjang waktu hingga pemilu 2007 dan rakyat menjadi lebih loyal dengan memberikan suara 46,47% kepada AKP.

Clean government yang dijanjikan AKP pada kampanye 2002 diwujudkan selama pemerintahannya. Dan dari 2007 hingga 2011, AKP menjaga baik kepercayaan itu. Pemerintahan yang relatif bersih dari korupsi menjadikannya dipercaya kembali oleh rakyat pada pemilu 12 Juni 2011 kemarin. Maka suara pun meningkat menjadi 49,85%.

Mewujudkan pemerintah yang bersih dari korupsi semestinya juga dilakukan oleh semua partai Islam. Sebab, itulah semangat politik Islam, itulah nilai yang diperjuangkan oleh Islam. Itu pula yang menjadikan partai Islam dipercaya; bahwa orang-orang yang dikenal shalih dalam aspek moral juga menjadi orang yang shalih ketika berurusan dengan uang dan kekuasaan. Sekali partai Islam ternoda oleh kasus korupsi, ia bisa kehilangan kepercayaan dalam jumlah besar. Lalu jika kasus korupsi terjadi berkali-kali pada partai Islam, ia bisa kehilangan kepercayaan publik sama sekali.


Memajukan Ekonomi

Setali tiga uang dengan program clean government, AKP berhasil memajukan perekonomian Turki. Bersamaan dengan pemerintahan yang bersih dari korupsi, maka penghematan besar bisa dilakukan dan APBN mengalir lebih besar untuk kepentingan rakyat. Kepiawaian Erdogan dan AKP dalam memperbaiki ekonomi membuat pendapatan per kapita Negara tersebut naik tiga kali lipat pada akhir tahun nanti dibandingkan dengan 2002 ketika kali pertama AKP berkuasa.

Begitu memerintah pada 2002, AKP melakukan perbaikan regulasi untuk investor asing. Undang-undang investasi asing berhasil digolkan pada tahun 2003. Sejalan dengan itu pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Pada awal tahun 2011 ini Erdogan telah melaunching proyek-proyek mercusuar di sejumlah kota besar di Turki, terutama Istanbul dan Ankara.

Proyek-proyek mercusurar di bidang kesehatan, olahraga, industri pertahanan, hingga pusat sejarah yang dipresentasikan Erdogan menjadi simbol kemajuan ekonomi di negara itu. Kemajuan ekonomi itulah yang menjadi isu utama kampanye AKP. Prestasi-prestasi ekonomi selama pemerintahan AKP menjadi materi kampanye pemilu 2011 ini.

Di masa ketika pemilih pragmatis seperti sekarang ini, ekonomi menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan pilihan. Artinya, partai apa yang dipercaya mampu untuk memajukan perekonomian, maka itulah yang akan dipilih. AKP mampu menunjukkan bukti bahwa di bawah pemerintahannya Turki mencapai kemajuan dalam ekonomi. Sebenarnya, fenomena ini juga sejalan dengan ajaran Islam agar pemimpin melayani kaumnya: “sayyidu qaum khaadimuhum”. Ada pula kadiah lain: bahwa manusia itu akan setia kepada orang yang melayaninya.

Komitmen Moral

Islam sangat mengedepankan akhlak dan moralitas. "Innamaa bu'itstu li'utammimma makaarimal akhlaq." Sabda Sang Nabi itu menjadi sangat relevan dan seharusnya menjadi prioritas utama Partai Islam. Salah satu kelebihan AKP adalah mengamalkan nilai Islam itu; menjaga moralitas.

Salah satu rival AKP yang kemudian mengalami penurunan suara pada pemilu 2011 ini adalah MHP (Milliyetçi Hareket Partisi). Dari 14,26% pada pemilu 2007, suara MHP turun menjadi 12,97%. Sebabnya tidak lain adalah skandal seks yang menimpa politisi partai itu menjelang pemilu. Mei 2011 kasus amoral itu menjadi pembicaraan meluas yang turut menurunkan suara MHP.

Di saat partai lain –bukan hanya MHP- terlibat skandal amoral, AKP relatif mampu menjaga kualitas moral kadernya sebagai partai berhaluan Islam. Semestinya, ini pula yang harus dipertahankan oleh seluruh partai Islam di negara manapun.

Tokoh Kharismatik

Hampir semua kemenangan-kemenangan besar partai politik didukung oleh adanya tokoh besar pula. AKP juga memiliki poin ini. Recep Thayyib Erdogan, yang kini menjadi Perdana Menteri Turki sekaligus ketua umum AKP merupakan tokoh kharismatik yang dijadikan ikon partai. Maka dalam alat peraga kampanye, baik baliho, spanduk, hingga website, gambar Erdogan mendominasi. Ini menjadi salah satu “marketing value” bagi AKP.

Erdogan menjadi pemimpin kharismatik bukan saja karena kemampuan memimpinnya, tetapi juga kedekatannya dengan rakyat. Dalam banyak kesempatan, Erdogan bertemu dengan rakyatnya dalam berbagai situasi dan tidak mengambil jarak. Komunikasi dan kedekatan itu menjadikan rakyat mencintai pemimpin yang tampil sederhana ini. Erdogan juga suka bertemu dengan anak-anak, termasuk pelajar dan dalam pertemuan-pertemuan itu tampak Erdogan menjadi sahabat yang baik bagi mereka; tanpa jarak atau hambatan komunikasi antara mereka.

Ini juga menjadi salah satu PR bagi banyak partai Islam di Negara lain, termasuk Indonesia. Banyaknya tokoh yang “setara” adalah bagus di satu sisi, namun di sisi yang lain merupakan kelemahan karena sulitnya mencari tokoh sentral yang yang menjadi ikon partai seperti Erdogan.

Isu Kampanye, Komunikasi Publik

AKP tampaknya tahu persis apa yang “marketable” dari sejumlah kebaikan dan pelayanan yang telah diberikannya kepada rakyat selama ini. Meskipun AKP memiliki agenda dakwah, yang tampak nyata dengan upaya melegalisasi jilbab, desekuralisasi, dan sebagainya, AKP tahu itu bukan isu yang tepat untuk diekspose menjelang pemilu. Mengingat juga, cengkeraman sekularisasi di Turki telah mengakar hampir satu abad lamanya.

Dua hal utama yang kemudian diangkat menjadi isu utama kampanye pemilu 2011 ini adalah ekonomi dan demokrasi. Dan pada kedua poin ini AKP telah menanam saham cukup besar. AKP telah mampu meningkatkan ekonomi Turki hingga mengalami kemajuan yang signifikan. Sementara pada aspek demokrasi, AKP membuka kran kebebasan bagi masyarakat Turki untuk menyuarakan aspirasinya, sekaligus mengaktualisasikan dirinya. Tentu saja demokratisasi ini menjadi angin segar bagi umat Islam yang selama empat dekade terbatasi dalam menjalankan aktifitas keislamannya. Demokratisasi diterima oleh mayoritas publik; dakwah Islam bisa berkembang, aspirasi masyarakat juga terakomodir.

Selama masa kampanye –bahkan jauh hari sebelumnya- Erdogan dan tokoh-tokoh AKP membangun komunikasi yang relatif intens dengan konstituennya. Di panggung kampanye, AKP memilih bahasa yang tepat dengan konstituen yang dihadapinya. Bentuk komunikasi lain seperti alat peraga juga didesain khusus untuk memenangkan pemilu sesuai dengan keunggulan AKP sekaligus dipertemukan dengan "selera" publik. “Ekonomide, Demokraside,” demikian bunyi baliho dan spanduk AKP yang tersebar selama masa kampanye, sejalan dengan keunggulan yang dimiliki AKP.

Berorientasi pada pelayanan kepada rakyat, lalu mengartikulasikan keunggulan-keunggulan itu menjadi isu utama kampanye serta menuangkannya dalam bentuk paling tepat sesuai "selera" publik, harusnya juga dilakukan partai Islam manapun. Hingga akhirnya kemenangan menjadi buah dari benih kebaikan yang ditanam sepanjang masa; seperti dipetik AKP yang kini kita saksikan bersama. Wallaahu a'lam bish shawab. [BersamaDakwah]


Sumber: Muchlisin Blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar