Dalam merayakan penandatanganan rekonsiliasi, Rabu kemarin (4/5) di kantor dinas intelijen Mesir, dihadiri sejumlah tokoh Arab, Islam dan dunia, menyebutkan bahwa Hamas siap membayar harga apapun untuk menyukseskan rekonsiliasi Palestina. Ia menegaskan bahwa penandatanganan rekonsilasi adalah untuk kepentingan rakyat Palestina dan untuk bangsa-bangsa revolusioner, utamanya bangsa Mesir.
Ia menjelaskan banyak pengorbanan untuk sampai ke detik ini, dengan tujuan mengharap ridha Allah, dan untuk kebaikan bangsa Palestina di dalam negeri, al-Quds dan semua wilayah jajahan 1948.
Misy’al menyatakan, “Kami ingin merealisir tujuan nasional bersama, yaitu mendirikan Negara independen di wilayah Palestina dengan ibukota Al-Quds, tanpa keberadaan pemukim yahudi."
Misy’al menyampaikan terimakasih kepada pemerintah dan rakyat Mesir atas dukungannya terhadap rekonsiliasi dan mensponsori dialog nasional. Ia menegaskan bahwa Hamas dan segenap faksi Palestina akan terus memayungi kesepahaman untuk memenej sikap politik. Ia menyatakan bahwa mereka siap secara bersama untuk memenej perlawanan dan melakukan diplomasi.
Penandatanganan dimulai pukul 1:30 siang di kantor intelijen Mesir di Kairo. Dihadiri Robert Siry, mewakili Sekjen PBB, Ban Ki Mun, Sekjen Liga Arab, Amru Musa, sejumlah pimpinan Arab, dunia Islam, dan para Dubes asing, di antaranya Sekjen Oki, Ahmad Daud Oghlo.
Direktur Intelijen Mesir, Murad Muwafi, menyampaikan sambutan hangat, dan memuji penandatanganan kesepakatan rekonsiliasi Palestina dan mengakhiri fase perpecahan internal Palestina.
Sementara itu Ketua Otoritas Palestina, Mahmud Abbas, dalam sambutannya menyatakan, “Kami telah mengakhiri lembar perpecahan untuk selamanya. Ia memberikan pilihan dua pilihan kepada entitas Israel antara melanjutkan proyek pemukiman yahudi atau berdamai."
Disaat yang lain perdana menteri Israel, Benyamin Netanyahu ketar-ketir terhadap rekonsiliasi ini. Netanyahu terbang ke Eropa untuk melobi Inggris dan Perancis agar membantunya menentang pengakuan PBB terhadap negara Palestina. Beberapa jam sebelum meninggalkan Israel, ia menyatakan penolakannya terhadap kesepakatan antara kedua faksi yang sebelumnya selalu bersitegang. Menurut Netanyahu, kesepakatan Hamas-Otoritas Palestina hanya akan memperkeruh perundingan damai Israel-Palestina yang ditengahi oleh AS. [qm/PIP/IM]
Sumber: Islamedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar