Segala puji bagi Allah SWT atas nikmatnya yg tiada terhitung, Islam Iman dan Sehat serta ke istiqomahan kita yang pada hari ini masih berada dijalan-NYA.
Sholawat serta salam teriring kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menyampaikan kebenaran dan cahaya Allah kepada umat manusia dan semesta alam. Juga kepada keluarganya sahabatnya dan kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah.
“Mengapa kalian mengajak orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri (akan kewajib-an)mu sendiri, padahal kalian membaca Al kitab? Maka tidaklah kalian berfikir?” (Al-Baqarah: 44).
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak perbuat? Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang kalian tidak kerjakan.” (Ash-Shaff: 2-3).
Ikhwahfillah yg dimuliakan Allah…
dakwah adalah mengajak atau menyeru kepada kebaikan yg diajarkan oleh Rasulullah dan diperintahkan oleh Allah. Alangkah mulianya orang yg berada dijalan dakwah dan ia memberikan kebaikan dan manfaat kepada masyarakat disekitar.
Tugas sebagai dai adalah sangat berat dan ini yg coba kita pahami. Tatakala kita membaca ayat alquran dan hadis dengan mudahnya kita menyampaikan kepada orang lain. Terlebih lagi bagi dai’ yg memiliki jamaah yang banyak.
kadang kita karena tuntutan harus menjadi penceramah atau pemateri dengan mudahnya kita mencari artikel quran dan hadis melalui internet maupun dari buku-buku ceramah. dengan sekali membaca kita sudah berani menyampaikan itu kepada orang lain. Kita merasa telah paham dengan maksudnya jadi tanpa ragu untuk menyampaikannya.
Dari ayat diatas sangat jelas digambarkan bahwa kita sebagai dai hendaklah paham betul dengan ajaran islam baik itu alquran dan hadist juga pendapat para ulama. tidak hanya itu akan tetapi harus terlebih dahulu kita amalkan.
Jika diibaratkan dakwah itu sebuah pakaian maka kenakanlah dulu pakaian itu untuk kita baru kita berikan kepada orang lain. Jangan biarkan diri kita telanjang sedangkan orang lain berpakaian dengan pakaian yg kita berikan. Sungguh perbuatan ini sangat dibenci oleh Allah SWT.
Inilah mungkin kenapa perkataan dan ajakan kita para da’i kadang tidak diamalkan dan didengar oleh jamaah, mari kita introspeksi diri.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggunganjawabanya.” (QS. Al-Isra’: 36)
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR Muslim 4/2074 no. 2699 dan yang lainnya dari shahabat Abu Hurairah Radhiallahu’ anhu).
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, namun hanya mewariskan ilmu. Sehingga siapa yang mengambil ilmu tersebut maka telah mengambil bagian sempurna darinya.” (dari warisan tersebut). (HR At Tirmidzie)
“Hendaklah kamu belajar ilmu (agama) sebelum kamu menjadi pemimpin.” (Riwayat Bukhari secara mu’allaq (tanpa sanad), Ad-Darimi, Ibnu Abdil Barr, dan lainnya)
“Barangsiapa menyeru kepada hidayah (petunjuk) maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa yang mengerjakannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HSR. Muslim no. 2674, dari Abu Hurairah)
Selain perkataan dan perbuatan harus selaras dai’ harus dituntut memiliki ilmu dari apa yg ia kerjakan. Dan janganlah kita mengatakan apa yang kita tidak ketahui dasarnya dan diam itu jauh lebih baik. karena orang yg berilmu akan diangkat beberapa derajat oleh Allah SWT.
Tarbiyah(pendidikan) adalah sebuah sarana untuk kita dalam menuntut ilmu dan juga berdakwah. Ada sebuah keseimbangan didalamnya antara ilmu perbuatan dan perkataan. Menjadi pribadi yang beriman bertakwa sekaligus membawa kebaikan kepada lingkungan. Menjadi umat yang terorganisir dengan visi dan misi yang jelas.
Wallahua’lam bishowab.
Sumber: Al-Azzam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar