Gubernur Kepri Haji Muhammad Sani mendukung acara Beach Party Fashion di Lagoi pada 14 Mei 2011 yang akan menampilkan parade bikini. Fraksi PKS menyangkan sikap gubernur yang mendukung acara yang dinilai melabrak UU Pornografi serta norma-norma kebudayaan.
"Saya orang yang selama ini menghormati gubernur. Namun kita menyayangkan sikap gubernur yang malah mendukung acara pesta bikini dengan dalih menarik wisatawan asing. Kita sejak awal (PKS-red) menentang acara pesta bikini yang melabrak UU Pornografi, norma kebudayaan Melayu, apa lagi agama," kata anggota DPRD Kepri dari PKS, M Abdurahman dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (4/5/2011).
Menurutnya, sikap Gubernur Kepri, Muhammad Sani yang mendukung acara pesta bikini, sudah tidak lagi menghargai pendapat sejumlah ulama. Selama ini MUI dan serta Badan Masjid Indonesia serta sejumlah elemen masyarakat lainnya dengan tegas menolak acara tersebut.
"Gubernur Kepri harus ingat, dia duduk sebagai gubernur atas kehendak Allah SWT yang tentunya secara demokrasi juga dipilih rakyat. Sekarang rakyat meminta acara itu dibatalkan, tapi malah gubernur mendukung. Ingat, seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak," kata pria yang juga menjabat Ketua DPW PKS Kepri tersebut.
Dukungan yang diberikan orang nomor satu di Kepri itu, dinilai Abdurahman, telah mencoreng kebudayaan Melayu yang identik dengan Islam. Masyarakat Kepri pada umumnya mayoritas Islam dimana dari segi kacamata agama sudah jelas, acara pamer aurat itu sangat diharamkan.
"Untuk menarik wisatawan asing datang ke Kepri bukan berarti kita harus menghalalkan dengan segala cara. Masih banyak cara lain yang tidak mesti melabrak sejumlah aturan untuk menarik wisatawan itu. Walau Lagoi merupakan kawasan khusus objek wisata jauh dari pemukiman, bukan berarti segala aktivitas yang bertentangan dengan peraturan bisa dihalalkan di kawasan itu," kata Abdurahman.
Sebelumnya itu, Gubernur Kepri HM Sani menilai wajar parade bikini di Lagoi Bintan. Dia menyataan, tujuan dari turisme adalah menarik wisatawan sebanyak mungkin. Menurutnya, aspek religius bisa berkembang bersamaan dengan perkembangan pariwisata tanpa harus bertabrakan.[det/ismed]
Sumber: Islamedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar