jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 05 April 2011

Tifatul: Berpolitiklah Secara Dewasa

Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, mengimbau semua pihak, khususnya pendukung koalisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Wapres Boediono, agar tidak menonjolkan sikap emosional.
”Khususnya terkait dalam menanggapi hal-hal yang berkembang saat ini,” ujar Tifatul dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis (24/2). “Dewasalah dalam berpolitik. Intinya, komunikasi yang kurang lancar itu diperbaiki.”

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyayangkan jika kekuatan besar koalisi itu tidak dapat dikonsolidasikan untuk menyukseskan program-program pemerintah SBY-Boediono. Bahkan, Tifatul menambahkan bahwa di masa yang akan datang belum tentu Indonesia mampu mewujudkan koalisi sebesar ini.

Tifatul juga mengingatkan bahwa Presiden SBY sudah memberi arahan bahwa Setgab haruslah bersikap antisipatif. Bahkan, katanya, SBY memberikan permisalan bahwa mengambil keputusan politik itu seperti orang terjun payung. “Kalau sudah loncat dari pesawat, tidak bisa kembali lagi,” katanya. ”Jadi, jangan dadakan terus, tiba-tiba ada instruksi begini begitu. Bangunlah komunikasi sesuai kontrak politik itu. Ada level pembina di sisi menteri-menteri dan sisi parlemen. Komunikasi ini adalah kuncinya.”

Pada sisi lain, ungkap Tifatul, ada pihak-pihak yang ngomporin dan hampir tiap hari bicara reshuffle (perombakan) kabinet. Padahal, ini adalah ranah prerogatif presiden.

“Ada yang belum baca isi kontrak politik itu rajin komentar. Ada yang baru bergabung, tidak berjuang dan tidak berkeringat, ikut memanas-manasi keadaan. Ayolah bangun kematangan berpolitik bangsa ini,” kata Tifatul. (RoL)


Sumber: Dakwatuna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar