jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 11 Januari 2010

Akhwat SBY


PK-Sejahtera Online. Apa bener ada akhwat yang direkrut menjadi kader PKS oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono yang akrab dengan sebutan SBY? Kalau anda bertanya demikian, para ikhwan di DPRa Kebayaron Lama Selatan juga mempertanyakan hal yang sama?
Saat itu, para kader di DPRa Kebayaron Lama Selatan yang beken dengan sebutan DPRa Kelaut sedang melakukan syuro untuk membahas program-program DPRa. Salah satu program yang dibahas adalah program bakti sosial yang kerap kali dilaksanakan oleh DPRa tersebut. Agar lebih memberikan nilai plus di mata masyarakat, para kader berfikir untuk melaksanakan baksos plus, yaitu baksos dengan versi yang lebih menarik. Para peserta rapat pun dimintai pendapatnya satu persatu.

Setelah beberapa kader ikhwan dan akhwat menyampaikan pendapatnya, tibalah saatnya seorang akhwat memaparkan idenya

“Waktu di SBY, kami melaksanakan baksos berupa pengobatan gratis dengan memberikan susu dan kacang hijau kepada para pasien yag datang. Alhamdulillah hal ini semakin membuat masyarakat senang” jawab sang akhwat dengan logat Jawa yang cukup kental.

Para ikhwan yang hadir terkejut mendengar pemaparan akhwat tersebut, bukan karena uraiannya tentang ide pengobatan gratis plus susu dan kacang hijau, tapi tentang ucapan nya “waktu ana di SBY”. Yang terlintas di pikiran mereka adalah akhwat tersebut direkrut oleh Presiden SBY sebagai kader PKS.

Para ikhwan saling berpandangan dan bertanya satu sama lain. Akhirnya ada seorang ikhwan yang memberanikan diri untuk bertanya. “Afwan Ukh! Benar anti di rekrut oleh SBY” Mendengar pertanyaan ikhwan tersebut, para akhwat kompak tertawa geli. Hi... hi... hi...

“Afwan, maksud kata-kata ‘waktu ana di SBY’ adalah waktu ana di Surabaya, bukan ana di rekrutan Presiden SBY?” jelas sang akhwat dengan logat Jawa Timur yang semakin kental.

“Oh... begitu maksudnya...” seloroh sang ikhwan. Sontak seluruh peserta rapat tertawa terbahak. (adine)

*Seperti di tuturkan Tutut, kader DPRa Kebayoran Lama Selatan...


Sumber: PK-Sejahtera Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar