jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 16 Desember 2008

Yusril: Lembaga Survei Diracuni Barat


Jakarta, myRMnews. Turunnya popularitas partai-partai Islam seperti dilansir oleh lembaga-lembaga survei dikarenakan tekanan negara-negara barat terhadap Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Pandangan tersebut disampaikan oleh calon presiden dari Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra saat bicang-bincang dengan myRMnews di salah satu hotel yang ada di Jakarta, beberapa hari lalu.

"Tak terlepas dari opini yang diciptakan oleh dunia sekarang ini, Islam ini teroris, islam begini-beginilah. Sebenarnya kita jauh dari itu semua. Harus disadari bahwa dunia barat tidak akan senang melihat Indonesia maju. Selalu diganggu, apalagi setelah komunis jatuh, Islam yang jadi musuh," ungkap Yusril.

Menurut mantan Menteri Sekretaris Negara ini, di Indonesia ini, kaki tangan barat itu masuk ke segala lapisan dan segala bentuk, termasuk ke media massa. Sehingga sedikit banyaknya membentuk opini.

"Itu tak lepas dari politik barat juga. Kita tak tahulah, lembaga-lembaga survei itu di belakangnya siapa. Kalau ada survei-survei yang memojokkan partai-partai Islam, saya maklum saja. Tapi saya mengajak rakyat untuk berpikir kritis soal ini. Makin lemah pemimpin Indonesia makin disukai barat," sebutnya.

Adanya pendapat yang menyatakan bahwa partai-partai Islam tidak mampu menterjemahkan simbol-simbol Islam ditengah-tengah masyarakat dibantah oleh Ketua Majelis Syuro PBB ini. Ia menyebutkan dalam kehidupan bermasyarakat, nilai-nilai Islam selalu dijadikan pedoman.

"Sebenarnya tidak begitu. Kita jauh sangat rasional berpikirnya dibanding negara-negara lain. Islam dijadikan nilai-nilai dan etika bangsa ini," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar