jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 16 Desember 2008

Faksi Keadilan Vs Kesejahteraan Cuma Guyonan


Jakarta, myRMnews. Isu Partai Keadilan Sejahteran terbelah menjadi dua faksi ternyata tak ditanggapi serius Presiden Tifatul Sembiring.

Kepada myRMnews, Sabtu siang ini (6/12) disela-sela acara dakwah di Sumatera Utara, Tifatul malah tertawa begitu mendengar sindiran bahwa PKS sedang terpecah dua.

“Hahaha... Nggak ada, Mas,” tukasnya langsung menyahut pertanyaan soal munculnya dua faksi tersebut.

Mencuatnya isu tersebut tak lepas dari adanya langkah manuver sekompok elit DPP PKS yang dinilai keluar dari jalur partai dakwah sebagai khitah-nya.

Disebut-sebut, dua faksi di tubuh PKS memiliki pandangan cukup tajam mengenai arah partai berlambang bulan sabit emas tersebut. Yakni, faksi keadilan dan faksi kesejahteraan.

Faksi keadilan adalah kelompok internal PKS yang masih kuat menjunjung tinggi idealisme sebagai partai dakwah. Sebaliknya, faksi kesejahteraan mulai bermain taktis dan pragmatis, bahwa PKS harus menjadi partai terbuka jika ingin meraup suara besar di Pemilu 2009.

Soal tersebut, lagi-lagi Tifatul mengelak untuk mengakuinya. “Mas, munculnya analogi faksi itu cuma guyonan. Suatu hari Ibu Sri Mulyani (Menkeu) menyindir, di PKS itu ada yang gemuk ada juga yang kurus. Maka, beliau mengatakan, kalau di PKS berarti ada faksi keadilan (kurus) dan faksi kesejahteraan (gemuk). Itu guyonan, tidak ada isu itu sebenarnya. Kami masih satu, PKS, yang peduli, bersih dan reformis,” katanya menjelaskan panjang lebar.

Kalaupun ada perbedaan pendapat, sebut Tifatul, itu lumrah. PKS yang punya kader 850 ribu, tentu pemikirannya tidak akan sama semua. Tapi bahwa suara-suara yang berbeda itu diakomodasi secara proporsional dengan mekanisme partai yang solid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar