jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 18 November 2008

'Kesadaran Sejarah PKS Luar Biasa!'


INILAH.COM, Jakarta. Di tengah kecaman yang diarahkan kepada PKS terkait dengan iklan politiknya, masih ada pengamat dan politisi yang mengacungi jempol pada kecerdikan partai itu dalam memperluas basis dukungan. Mereka adalah Effendi Ghazali dan Sri Sultan Hamengku Buwono X.

PKS dianggap memiliki kesadaran politik yang luar biasa dengan menampilkan tokoh-tokoh bangsa dalam iklan politiknya. Hal tersebut dilakukan PKS demi menaikkan raihan suara pemilihnya dalam Pemilu 2009 mendatang.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, misalnya, dengan terus terang memuji kesadaran sejarah para elit PKS yang dinilainya luar biasa. “PKS yang semula sangat relegius dan terkesan ekskluisif, ternyata sadar betul harus mencoba menampilkan tokoh-tokoh yang nasionalis, jika ingin menaikkan porsi suaranya," tutur Effendi.

Iklan politik PKS, dipandang Effendi sebagai cara yang cukup efektif bagi PKS untuk mencoba mengambil alih suara dari swing voter menjelang Pemilu 2009.

Sebelumnya Sri Sultan Hamengku Buwono X juga punya pandangan positif mengenai taktik PKS. Iklan yang menampilkan sejumlah pahlawan nasional itu, menurut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, bukan sebuah pelanggaran terhadap undang-undang.

Sultan mengaku tidak mempermasalahkan jika ada partai politik yang melakukan kampanye politik di media massa dengan memanfaatkan sosok pahlawan. "Tidak ada aturan yang melarang pemanfaatkan pahlawan nasional untuk kampanye parpol di media massa. Termasuk dalam undang-undang pemilu," tegasnya.

Seperti diketahui, PKS telah memuat dua iklan yang menampilkan sejumlah tokoh nasional. Iklan ini mendapat reaksi dari sejumlah ormas yang meras tokohnya ditampilkan PKS tanpa izin terlebih dulu.

Bahkan, di iklan menyambut hari pahlawan, partai berlambang dua bulan sabit mengapit sebatang padi ini menampilkan delapan tokoh sekaligus. Yakni, Soekarno, M Hatta, Soeharto, Bung Tomo, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, Mohamad Natsir, dan Jenderal Sudirman.

Iklan terakhir membuat PKS kembali mendapat kecaman karena menampilkan sosok Soeharto sebagai pahlawan dan guru bangsa. PKS kemudian berencana mengundang keluarga tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam iklannya itu.

http://pemilu.inilah.com/berita/2008/11/18/62551/kesadaran-sejarah-pks-luar-biasa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar