jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 17 November 2008

Grand Design Indonesia ala PKS


DPD PKS Johor Malaysia kembali melakukan konsolidasi politik melalui tarbiyah siyasiyah (tarbiyah politik). Acara itu diisi dengan Bedah Buku Memperjuangkan Masyarakat Madani bagian Platform Kebijakan Pembangunan PKS.

Hadir sebagai penyaji utama adalah salah satu capres dari PKS sekaligus caleg nomor 1 Dapil DKI Jakarta 2, Sohibul Iman.

Ketua DPP PKS Bidang Ekuintek tersebut memaparkan dengan penuh semangat, meskipun dalam waktu yang sangat pendek (45 menit), hal-hal penting yang terkandung dalam buku itu. Dia memaparkan bahwa yang dimaksud dengan platform adalah bentuk yang datar sehingga sebuah benda kalau didirikan akan tegak. Landasan pembangunan versi PKS ini selanjutnya akan didetailkan pada 2010 dalam buku Grand Design Indonesia Baru 2025.

Faktor penting dalam membuat perubahan adalah direction of change (arah perubahan), agent of change (pelaku perubahan) dan engine of change (mesin perubahan). PKS selalu memperhatikan ketiga hal ini.

Yang dicita-citakan oleh PKS memang bukan sekadar menang pemilu atau pilkada, tapi cita-cita kebangsaan, yakni masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat. Atau Indonesia ke depan adalah religious civilize society (masyarakat yang berperadaban materi yang tinggi tapi relijius).

Negara-negara maju memang secara moral sosial bagus: kebiasaan antri, korupsi minim, etos kerja tinggi, dll. Tapi gagal dalam moral ritual dan moral susila. Ini keduanya adalah bom waktu yang siap meledak kapan saja. Indonesia yang diinginkan PKS tidak seperti itu.

Masalah kepemimpinan juga sangat diperhatikan dalam platform. PKS menginginkan bahwa ke depan kepemimpinan nasional adalah kepemimpinan historis: kepemimpinan karena pergulatan dengan realita dan matang, bukan kepemimpinan mitos.

Pemimpin mitos adalah pemimpin karena ‘darah Biru’, baik karena darah biru proklamator, darah biru pendiri ormas terbesar, dan ‘darah biru’ militer.

Ali Abdurabbih, aliabdurabbih@yahoo.co.id


Sumber: Inilah.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar