jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 18 November 2008

Silaturahim dan Dialog Antar Keluarga Pahlawan Nasional


Jakarta. PKS mewujudkan niatnya untuk melakukan 'rekonsiliasi' ahli waris pahlawan. Mamiek Soeharto juga diundang sebagai representasi keluarga Cendana.

Acara 'rekonsiliasi' itu bertajuk Silaturahim dan Dialog Antar Keluarga Pahlawan Nasional. Acara ini seiring dengan momentum 100 tahun Kebangkitan Nasional dan 80 Tahun Sumpah Pemuda serta Hari Pahlawan. Tema acara yang digelar Rabu (19/11/2008) pukul 12.30 WIB hingga 16.30 WIB di JCC Senayan adalah Membangkitkan Kembali Spirit Kepahlawanan pada Kaum Muda.

Ketua panitia acara ini adalah Mahfudz Siddiq, yang juga Ketua FPKS DPR RI. Dalam pesan singkatnya, Mahfudz menjelaskan, acara ini dihadiri oleh Bambang Sulistomo (putra Bung Tomo), KH Sholahuddin Wahid (cucu KH Hasyim Asy'ari), Agustanzil Sjahoezah (cucu KH Agus Salim), Cahyo (putra Jenderal Gatot Subroto), Rahmawati (putri Bung Karno) , Halida Hatta (putri Bung Hatta), Mamiek Soeharto, Anis Baswedan, K Hilmi Aminudin (Ketua Majelis Syura PKS).

Acara ini dibuka oleh Presiden PKS Tifatul Sembiring. Sebagai selingan adalah grup band Cokelat yang akan menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Penyair Taufik Ismail juga akan membacakan puisinya.

'Rekonsiliasi' ini digelar menyusul kontroversi iklan Hari Pahlawan PKS yang menempatkan Soeharto sebagai 'pahlawan dan guru bangsa'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar