jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Tampilkan postingan dengan label Tahun 2010. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tahun 2010. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Desember 2009

Catatan Akhir Tahun 2009 Kabupaten Sukoharjo ( Bagian II/Habis )

Kesehatan & Kesejahteraan Warga Miskin Memprihatinkan


Pasang surut bidang politik di Kabupaten Sukoharjo sepanjang tahun 2009 lebih dirasakan masyarakat dibanding bidang pemerintahan, mulai dari awal hingga akhir tahu.
Kondisi tersebut memang tidak bisa dilepaskan dari kondisi nasional, yakni pesta demokrasi. Yaitu pesta demokrasi yang digelar pada 9 April lalu atau lebih dikenal dengan Pemilihan Umum Legislatif dan yang digelar pada 8 Juni atau Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Republik Indonesia ke-7.

Dari dua hajad besar pemerintah pusat tersebut, mau tak mau kondisi politik di daerah juga terpengaruh. Dalam Pemilu legislatif misalnya, masyarakat tidak hanya diharuskan memilih perwakilan mereka di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) namun juga memilih perwakilan mereka di DPRD. Terkait Pemilu legislatif, apabila dibandingkan dengan 2004 lalu, jumlah kursi legislatif Kota Makmur pada 2009 masih stabil yaitu 45 kursi.

Selanjutnya dari total 45 kursi yang ada, 19 kursi dikuasai oleh wakil rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding 2004 lalu yang hanya 17 kursi.
Untuk merebut hati masyarakat, berbagai cara mereka lakukan mulai dari memberi bantuan pada warga hingga obral janji-janji yang kebanyakan tentang pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan hingga ada juga yang berjanji tidak akan mengambil gaji ketika sudah meraih jabatan sebagai wakil rakyat. Semua ini akan selalu diingat masyarakat terutama ketika calon yang mereka contreng lolos dalam kegiatan pelantikan yang digelar 5 September lalu.

Catatan Akhir Tahun 2009 Kabupaten Sukoharjo ( Bag-1 )

Dari Kasus Pungli Konversi Hingga Pohon Tumbang


Geliat kehidupan di Sukoharjo sepanjang tahun 2009 diwarnai berbagai peristiwa menonjol. Kondisi sosial kemasyarakatan warga Kota Makmur yang cukup dinamis turut berperan dalam menyikapi segala persoalan yang mencuat di permukaan. Berikut catatan wartawan SOLOPOS, Lutfiyah dan Ayu Prawitasari yang disajikan dalam dua tulisan.
Di bidang ekonomi, masyarakat Sukoharjo sempat dibuat pusing dengan kelangkaan minyak hingga mengakibatkan mereka harus mengantre berjam-jam. Kondisi itu diperparah dengan melambungnya harga minyak yang jauh lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET).

Sekitar bulan Mei Pemkab menggulirkan program konversi minyak ke elpiji. Namun sayangnya program itu di awal-awal kurang berjalan dengan mulus. Di beberapa daerah kasus pungutan liar (Pungli) pembagian gas elpiji merebak, pungutan yang dibebankan pada warga nilainya bervariasi mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 10.000, kasus itu setidaknya cukup mencederai rasa keadilan bagi masyarakat kecil.

Pihak kepolisian kala itu bahkan sempat mengusut kasus itu, namun dalam perkembangannya kasus itu tenggelam dengan sendirinya. Program konversi sendiri akhirnya rampung sesuai target dan buntutnya di tahun yang sama atau tepatnya di awal bulan Oktober PT Pertamina kemudian menarik minyak bersubsidi di Sukoharjo. Bagi industri kecil yang selama ini mengandalkan minyak bersubsidi, kondisi itu sempat membuat mereka kelabakan.

Senin, 28 Desember 2009

Gerhana dan Purnama Awali Tahun 2010


JAKARTA. Malam pergantian tahun 2009 ke tahun 2010 ditandai fenomena alam yang sangat langka. Pada 1 Januari 2010 dinihari, secara bersamaan terjadi gerhana bulan sebagian dan sekaligus bulan purnama. Menurut Ahli Astronomi ITB, Dr Moedji Raharto, gerhana bulan sebagian ini bisa dilihat dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan dari hampir seluruh dunia.
"Karena itu bulan purnama, jadi saya berharap masyarakat yang merayakan tahun baru di pinggir pantai untuk berhati-hati," ujar dia saat dihubungi Republika Online, pagi ini. Biasanya, kata dia, saat bulan purnama itu terjadi ombak besar. Hal ini, imbuh dia, harus disadari masyarakat yang malam itu berada di sekitar pantai agar tidak sampai menimbulkan korban.

Secara kasat mata, tutur Moedji, gerhana bulan sebagian ini mulai terlihat pukul 01.53 tanggal 1 Januari 2010. Sedangkan puncak gerhananya terjadi pukul 02.23. Selanjutnya, gerhana bulan sebagian ini secara kasat mata berakhir pukul 02.53. Fenomena ini, menurut Moedji, semestinya juga menjadi bahan perenungan dalam mengawali tahun 2010. Sedangkan posisi bulan purnamanya terjadi pada pukul 02.14.