REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA
-- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan,
pertarungan demokrasi apa pun seperti pemilihan kepala daerah, pemilu
atau pemilihan presiden tidak sepantasnya menggunakan unsur rasisme.
Sohibul menjelaskan, sentimen primodialisme harus ditinggalkan.
Menurut dia, persaingan dalam pemilu harus melalui kinerja bukan
rasisme. Hal tersebut diungkapkan Sohibul saat dimintai tanggapannya
mengenai kicauan Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra yang
menulis kicauan bernada rasisme lewat Twitter.
"Saya tidak spesifik dengan tulisannya, tapi rasisme itu tidak baik,"
katanya usai menjamu pertemuan Koalisi Merah Putih di kantor DPP PKS,
Jakarta, Kamis (31/3).
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
marah dengan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra
karena rasis terhadap warga keturunan China di Indonesia. Ahok
menanggapi pernyataan Yusron yang menilai Ahok arogan.
"Ada yang nge-tweet nakutin, 'Kasihan lho, turunan China miskin nanti
dibantai gara-gara Ahok.' Itu kurang ajar, namanya rasis," kata Ahok.
Hanya, Ahok pun membawa-bawa Masyumi dalam pernyataannya untuk merespons
Yusron. Dia menuduh Masyumi hendak mengganti sila pertama Pancasila
saat masa kemerdekaan.
Pernyataan tersebut pun mendapat sorotan. Ahok dinilai tak mengerti
sejarah karena adanya Pancasila justru tak lepas dari sikap legawa dari
tokoh-tokoh Masyumi yang bersedia menghapus tujuh kata hasil Piagam
Jakarta menjadi Ketuhanan yang Maha Esa.
Sumber: Republika.co.id
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar