Komisi X DPR RI mendesak sudah saatnya Pemerintah memperhatikan nasib
guru honorer, dengan cara meningkatkan kuantitas, kualitas, dan
kesejahteraan.
"Kebutuhan guru terutama pada tingkat pendidikan dasar di daerah-daerah
terpencil masih sangat banyak, namun Pemerintah selalu mengklaim
kebutuhan guru sudah cukup," kata Wakil Ketua Komisi X (red. saat ini Ketua Komisi X) Abdul Kharis
Almasyhari di Jakarta, Rabu (11/1).
Komisi X DPR RI mendesak sudah saatnya Pemerintah memperhatikan nasib
guru honorer, dengan cara meningkatkan kuantitas, kualitas, dan
kesejahteraan.
Kharis menilai ada dua hal penting yang perlu ditegaskan dalam kaitannya
dengan kecukupan guru. Pertama, cara pandang dalam melihat ketercukupan
guru.
"Pemerintah menyatakan bahwa rasio guru dan murid telah tercukupi dengan
memasukkan guru honorer di dalamnya. Namun, kesejahteraan guru honorer
masih belum dipenuhi oleh Pemerintah," ujar Legislator PKS dari dapil
Jawa Tengah V ini.
Kedua, lanjut Kharis, mengenai pendistribusian guru secara merata hingga
ke daerah-daerah terpencil. Pemerintah, dalam hal ini perlu melakukan
pemetaan alias mapping kebutuhan, serta verifikasi terhadap kualitas dan
kesesuaian syarat pengangkatan guru honorer menjadi PNS.
"Hal ini untuk menghindari kesan Pemerintah asal rekrut honorer K2 tersebut," tukas Kharis.
Sumber: PKS Abadi Jaya Online
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar