Seperti isu-isu yang muncul belakang ini tentang kabar bahwa Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informasi) akan di berikan oleh presiden SBY kepada kader PKS, Tifatul Sembiring. Ternyata setelah pengumunan kabinet Indonesia bersatu jilid II periode 2009-2014,rabu malam (21/10/2009) Presiden SBY benar-benar memberi jabatan tersebut kepada TS.
Saat ini, TS masih menjabat Komisi I DPR RI di gedung Senayan Jakarta, yang membawahi beberapa tugas pokok yaitu Pertahanan, luar negeri dan informasi, beliau juga sebagai ketua Komisi I, bila TS di lantik, otomatis, ketua komisi I DPR akan di isi oleh kader PKS lainnya.
Setelah Pelantikan kabibet KIB II dan serah terima dengan Menkominfo yang lama, M.Nuh (beliau jadi Mendiknas,jadi rotasi jabatan saja), apakah acara-acara pada media massa yaitu: Televisi, radio, koran dan majalah yang berbau pornografi dan pornoaksi akan di beraguskan dan dibrendel. Bisa jadi situs-situs internet porno nantinya akan di blokir. Mari kita tunggu aksi beliau, yang harus segera di lakukan adalah menurunkan tarif internet dan jangan menaikan tarif internet lebih mahal daripada era M.Nuh.
Menkominfo Harus Sering-Sering Buka Internet
Menteri baru yang di umumkan presiden SBY kemarin malam rabu 21/10/2009, jatah Menkominfo sekarang di pegang oleh Tifatul Sembiring. Banyak pihak yang meragukan kemampuan beliau memimpin Departemen ini yang terletak tidak jauh dari Istana Merdeka Presiden SBY, yaitu jalan Medan Merdeka Barat No.9, bila kita keluar dari kantor menkominfo (menteri komunikasi dan informasi) tersebut, belok kiri langsung berhadap-hadapan dengan Istana.
Beliau lulusan Stikom, kader partai PKS dan harus sering-sering buka internet, seperti kasus MIYABI (Maria Ozawa) yang mau datang ke Indonesia beberapa waktu yang lalu. Mantan Menkominfo yang lama M.Nuh mengatakan Ia tidak tahu bahwa Miyabi itu artis film hot (panas) di negara Jepang dan akan mengecek dahulu kebenarannya, padahal dengan Internet melalui mesin pencari google.com hal tersebut mudah saja di dapat segala informasi tentang MIYABI tersebut.
Tifatul Sembiring juga harus segera membenahi roadmap dunia ICT, karena sejak M.Nuh di lantik tanggal 9 Mei 2007 yang lalu belum ada roadmap ICT yang jelas serta kepemimpinan e-leadership. Tentang operator selular yang banyak sekali di Indonesia, sekarang ada 11 operator, TS menilai hal tersebut wajar-wajar saja. Pertumbuhan operator seperti jamur di musin hujan ini beliau nilai sah-sah saja dan menunjukan indikator bahwa pasar di Indonesia cukup terbuka, operator harus memberikan kualitas yang terbaik untuk para pelangganya. Yang penting komunikasi lancar, informasi benar,mudah, murah, kualitas bagus dan bermanfaat serta memudahkan pekerjaan. Ia juga tidak akan membatasi operator sellular di negara Indonesia, mereka harus mematuhi aturan-aturan mengenai kepemilikan saham asing dan saham dalam negeri, berapa persen milik asing dan berapa persen milik dalam negeri, kepemilikan saham seharusnya di atur 60 % untuk Indonesia dan 40% untuk asing, jangan sebaliknya.
Problem selanjutnya adalah masalah perang tarif, biarkan mereka berkompetisi dengan sehat, nanti ada saatnya tercapai titik tarif yang memadai untuk segenap orang, pada suatu hari nanti akan ada yang menang dan ada yang kalah soal perang tarif ini, WAKTU YANG AKAN MENJAWAB SEMUANYA.
Sumber: politik.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar