jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 16 November 2008

Sadar Berkat Iklan PKS


PKS diserang dari berbagai golongan terkait dengan iklannya yang dikatakan ‘menjual’ nama para pahlawan. Beberapa di antaranya menuduh PKS telah mempolitisir para pahlawan untuk kemenangan sesaat.
Benarkah tuduhan itu? Jawabannya adalah tergantung siapa yang ditanya. Bagi para elit yang kecolongan mungkin iya, tapi bagi masyarakat bawah mungkin tidak. Karena mereka bisa mengambil manfaat dan ilmu dari iklan itu.
Bagi saya, saya tidak peduli para pahlawan diduga dipolitisir atau tidak, yang jelas bahwa iklan itu bermanfaat dan mengandung ilmu sehingga kita makin cinta pada para pahlawan setelah memahami pemikiran mereka.
Para pahlawan sekarang ini jarang sekali disinggung, mereka dilupakan apalagi diikuti dan dilanjutkan pemikirannya. Saya kaget dan termenung melihat iklan PKS di tivi. Saya baru tahu bahwa pemikiran para pahlawan begitu luhur dan layak ditiru.
Selama ini di sekolah kita menghafal para pahlawan sekadar dari mana asalnya, berjuang tahun berapa, dan seterusnya sekadar untuk ujian, namun tidak kepada pemikirannya yang luhur dan bermanfaat.
Oleh karenanya saya baru sadar, baru ngeh ternyata, Soekarno pernah mengatakan "Aku adalah budak bagi rakyatku sendiri", KH Ahmad Dahlan pernah mengingatkan bahwa Pemimpin itu sedikit bicara tapi banyak bekerja, KH Hasyim Asyari pernah menasehatkan bahwa pemimpin jangan hanya memberikan jargon kosong tanpa bukti nyata, dan M Natsir mengimbau Pemimpin harus jujur mau menerima kritik dan saran.
Selama ini hanya gambar mereka yang dipajang sebagai hiasan yang lama kelamaan makin tua dan berdebu.
Saya salut dengan PKS. Kalau PKS tidak mengiklankan para pahlawan itu, mungkin sampai saat ini saya tidak tahu pemikiran besar mereka, pemikiran yang kini sangat diperlukan untuk melahirkan pemimpin Indonesia yang lebih baik.
Beberapa kelompok yang mengaku dilahirkan dari para pahlawan itu tidak pernah memberikan apa cita-cita besar pendirinya, tidak ada sharing pemikiran besar para pahlawan yang telah melahirkannya.
Meski orang tua dan Mbah saya adalah orang NU, namun saya tidak menyalahkan mereka ketika mereka tidak menjelaskan tentang pemikiran besar KH Hasyim Asyari, karena mereka mungkin juga tidak mengetahui karena tidak pernah sekolah. Sekarang saya makin cinta kepadamu para pahlawan.
Oleh karena itu, saya berterima kasih pada PKS, partai cerdas. Berkat Anda, kini aku tahu pemikiran besar para pahlawan bangsa.
Sayangnya di iklan kedua Anda, hanya gambar-gambarnya saja yang ditonjolkan. Untuk seterusnya, buktikan bahwa Anda memang konsisten mendidik dan menjadi guru masyarakat dan mungkin juga guru bagi partai lainnya.

(Zamkofa Anwar, zamkofa@gmail.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar