“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
Bisa jadi ada salah paham di antara para aktivis. Bisa jadi ada
ketidaknyamanan perasaan di antara para pelaku dakwah. Bisa jadi ada
data yang kurang valid, namun digunakan untuk pengambilan keputusan.
Bisa jadi ada stigma yang menganga, dan tidak pernah ada pengadilan yang
memberikan klarifikasi. Bisa jadi ada persepsi yang keliru. Bisa jadi
ada ketidaktepatan dalam menerapkan teori.
Capek, lelah mendera jiwa dan raga. Namun ini adalah pilihan, yang
tidak ada sedikitpun paksaan kita bersamanya. Bisa jadi ada
ketidakpahaman, ada ketidakmengertian, dan kita tidak pernah menemukan
jawaban. Bisa jadi Khalid bin Walid tidak pernah mengerti mengapa
dirinya diganti dari posisi panglima perang yang demikian dihormati.
Namun toh kehormatan dirinya tidak runtuh karena posisi itu tidak lagi
dia miliki.
Kehormatan diri kita adanya pada konsistensi. Konsisten menapaki
kebenaran. Konsisten menapaki jalan kebaikan. Komitmen pada peraturan.
Teguh memegang keputusan. Mendengar dan taat, itulah karakter kader
teladan. Bukankah ini ujian, karena yang kita dengar dan kita taati bisa
jadi berbeda dengan suara hati nurani. “Qum Ya Hudzaifah !” Menggelegar
suara perintah. Dan Hudzaifah segera bangkit berdiri.
Kehormatan diri bukan terletak pada posisi kita sebagai apa. Tidak
menjadi apa-apa, tetap bisa dihormati. Kita terhormat karena karakter
yang kuat, kita terhormat karena karya yang tiada pernah berhenti, kita
terhormat karena kerja yang terus menerus, kita terhormat karena
keteladanan, kita terhormat karena kesabaran dan kesetiaan.
Ya. sabar, sabar, dan teruslah sabar… Karena memang beginilah jalan
dakwah telah kita lalui. Berkomunitas bersama orang-orang salih bukannya
tanpa masalah, dan Allah telah memerintahkan agar kita selalu bersabar
bersama mereka :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
Sumber : www.jalanpanjang.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar